Hidup Senin, Rabu Mati Suri

Mengenal European Super League: Liga Super Eropa yang jadi Tandingan Liga Champions

Bola.net 2021-04-19 11:01:00
Baru-baru ini, dunia sepak bola dibuat gempar dengan kabar soal pagelaran European Super League. Gagasan ini mengundang polemik dan telah ditentang dari banyak kalangan. Walaupun demikian, rencananya akan tetap berjalan.

Baru-baru ini, dunia sepak bola dibuat gempar dengan kabar soal pagelaran European Super League. Gagasan ini mengundang polemik dan telah ditentang dari banyak kalangan. Walaupun demikian, rencananya akan tetap berjalan.

Akan tetapi, belum diketahui secara pasti kapan kompetisi ini bakalan digelar. Pesertanya pun belum mencapai kuota yang tersedia.

Berikut kami menyajikan informasi seputar European Super League yang dilansir dari berbagai sumber. Informasi selengkapnya bisa disimak di bawah ini.


Apa Itu European Super League?

European Super League adalah ide yang telah lama dicanangkan. Kompetisi tersebut rencananya akan diikuti oleh sejumlah klub papan atas Eropa dan para Senin (19/4/2021) dini hari tadi, 12 tim menyatakan keikutsertaannya dalam ajang tersebut.

Semuanya berawal pada tahun 2009 ketika presiden Real Madrid, Florentino Perez, mengkritik penyelenggaraan Liga Champions secara terbuka. "Kami sudah menyepakati European Super League terbaru yang menjamin bahwa yang terbaik akan selalu bermain melawan yang terbaik - itu tidak terjadi di Liga Champions," kata Perez kepada the Telegraph.

Mulanya, perkataan Perez tidak dianggap serius oleh berbagai kalangan. Perbincangan pun nampaknya dilakukan di bawah radar hingga pada tahun 2018, Football Leaks membocorkan kabar soal adanya obrolan terkait pagelaran European Super League.

Pada tahun 2020, Josep Maria Bartomeu membuat pernyataan yang mengejutkan seiring dengan pengunduran dirinya selaku presiden Barcelona. Ia mengungkapkan kalau pihak klub menerima proposal untuk ikut European Super League.

Lalu baru-baru ini, New York Times melaporkan kalau ada 12 klub dari Inggris, Italia, dan Spanyol yang sepakat menggelar European Super League. Laporan tersebut kemudian ditanggapi oleh UEFA dan FIFA yang disertai dengan kecaman.

Dua induk organisasi sepak bola tersebut menyatakan bahwa semua pihak yang terlibat dalam European Super League akan mendapatkan hukuman keras. Klub tidak diperkenankan ikut kompetisi domestik, sementara para pemainnya dilarang bergabung dengan timnas negara masing-masing untuk ambil bagian dalam ajang internasional.

Ancaman tersebut tidak memberikan pengaruh apapun. Para 12 klub pendiri European Super League malah merilis pernyataan soal keterlibataannya secara terbuka kepada publik selang beberapa jam setelah UEFA dan FIFA melantangkan sikap tegasnya.


Para Pesertanya

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, 12 klub telah menyatakan keikutsertaannya dalam pentas European Super League. Di antaranya:


Bagaimana dengan Klub Lain?

Daftar di atas hanyalah secuil dari klub raksasa yang tersebar dari berbagai belahan penjuru Eropa. Diketahui bahwa para pendiri European Super League berniat menambah tiga klub lagi ke dalam 'keluarganya'.

Beberapa laporan mengungkapkan kalau Borussia Dortmund dan Bayern Munchen telah menolak tawaran untuk ikut kompetisi tersebut. Namun, Menurut laporan Fabrizio Romano, mereka baru akan membuat keputusan dalam beberapa hari ke depan. Begitu juga dengan RB Leipzig serta raksasa Portugal, Porto.

Semifinalis Liga Champions musim ini, PSG, dipastikan takkan ikut serta dalam European Super League. Ini dikarenakan sang pemilik, Nasser Al-Khelaifi, merupakan bagian dari komite eksekutif UEFA pada tahun 2019 lalu.


Bagaimana Formatnya?

European Super League rencananya bakal diikuti oleh 20 tim, 15 di antaranya merupakan anggota permanen. Sementara lima sisanya merupakan tim-tim yang lolos lewat kompetisi domestik. 20 tim itu nantinya akan terbagi dalam dua grup yang terdiri dari 10 tim.

Format kandang-tandang juga akan digunakan dalam kompetisi tersebut sebagaimana liga di berbagai negara. Tiga tim teratas dari masing-masing grup boleh berpartisipasi di babak perempat final, dan dua slot yang tersisa oleh pemenang play-off dua leg antara penghuni peringkat empat dan lima dari masing-masing grup.

Babak knockout sendiri nantinya akan digelar dalam format dua leg kecuali final, yang dilangsungkan dalam satu laga di tempat netral.


Para Petinggi European Super League

Belum diketahui secara rinci siapa saja pemangku jabatan dalam ajang European Super League. Sejauh ini, yang diketahui baru:


Respon Penyelenggara Kompetisi Domestik

European Super League, pada mulanya, hanya sebagai tandingan dari Liga Champions. Kompetisi ini sebenarnya tidak ada kaitannya dengan kompetisi domestik dan digelar tengah pekan.

Akan tetapi, kompetisi ini juga mendapatkan penolakan dari pentas sepak bola domestik. Ajang sepak bola tertinggi di Inggris, Premier League, menunjukkan sikapnya baru-baru ini.

"Premier League mengutuk setiap proposal yang menyerang prinsip-prinsip kompetisi terbuka dan prestasi olahraga yang menjadi inti piramida sepak bola domestik dan Eropa," begitu bunyi pernyataan Premier League.

"Fans dari klub mana pun di Inggris dan seluruh Eropa saat ini dapat bermimpi bahwa tim mereka bisa naik ke puncak dan bermain melawan yang terbaik. Kami percaya bahwa konsep European Super League akan menghancurkan impian ini."

Federasi sepak bola Inggris, FA, juga telah menyatakan sikap. "FA sudah menyadari beberapa klub Inggris tertentu berencana untuk membentuk European Super League tertutup dengan klub Eropa lain."

"Sudah jelas bahwa itu akan merusak sepak bola Inggris dan Eropa pada semua tingkat dan akan menyerang prinsip kompetisi terbuka dan prestasi olahraga, yang di mana itu penting untuk olahraga kompetitif."

"Untuk kompetisi yang dibentuk melibatkan klub dari asosiasi yang berbeda, persetujuan akan dibutuhkan dari Asosiasi Nasional yang relevan, pertimbangan dan/atau FIFA. Kami takkan menyediakan izin pada kompetisi apapun yang akan merusak sepak bola Inggris, dan akan mengambil tindakan hukum dan/atau peraturan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan permainan yang lebih luas."

Serie A sendiri diketahui sudah menggelar pertemuan untuk membahas kehadiran European Super League, berhubung tiga klub raksasa Italia juga ambil bagian dalam kompetisi tersebut. Namun sampai sekarang, mereka belum memberikan pernyataan apapun.


Reaksi dari Berbagai Kalangan

Selain 12 tim yang terlibat, dan tiga lainnya yang mungkin akan bergabung di masa mendatang, pagelaran European Super League tidak mendapatkan respon positif dari publik. Sentimen bahkan terlontar dari eks pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson.

"Pembicaraan European Super League adalah langkah menjauh dari 70 tahun sepak bola klub Eropa," buka Ferguson kepada Reuters.

"Everton menghabiskan 500 juta pounds untuk membangun stadion baru dengan ambisi bermain di Liga Champions. Semua penggemar menyukai kompetisi seperti itu," sambungnya.

Legenda Manchester United, Roy Keane, turut mengutuk ide kompetisi ini. "Itu tergantung pada uang, keserakahan," ungkap Keane.

"Jelas, kami belum mendengar apa-apa dari FIFA tapi itu tidak terdengar bagus, semoga saja mereka menghentikannya karena itu hanya keserakahan nyata," tegas mantan kapten Manchester United itu.

Sementara itu, suara-suara yang menyatakan dukungan kepada European Super League cenderung sedikit. Legenda AC Milan, Clarence Seedorf, pernah menyatakan dukungan kepada ajang tersebut di tahun 2012 lalu.

"Evolusi pastnya akan dilakukan. Saya percaya kepada sebuah European League. Saya ingin melihat kualitas yang lebih besar dalam permainan dan semakin sedikit pertandingan, artinya kualitasnya bakal lebih besar," ujarnya.

"Ini adalah sesuatu yang telah didiskusikan berulang kali, namun di masa depan akan menjadi seperti itu," pungkasnya.

(Berbagai sumber)

Sudah Tahu Siapa Dalang ESL? Ini Dia!

5 Orang Penting di Balik European Super League: Perez, Agnelli, Henry, Kroenke dan Glazer

Bola.net 2021-04-19 11:49:00
Rencana bakal digelarnya European Super League [ESL] menuai kontroversi. Ada banyak penolakan. Lantas, siapa orang-orang yang ada di balik kompetisi 'tandingan' Liga Champions tersebut?

Rencana bakal digelarnya European Super League [ESL] menuai kontroversi. Ada banyak penolakan. Lantas, siapa orang-orang yang ada di balik kompetisi 'tandingan' Liga Champions tersebut?

ESL telah dideklarasikan oleh 12 klub papan atas Eropa. Nantinya, kompetisi ini akan diikuti 20 klub dan digelar tengah pekan. Kompetisi ini dikelola langsung oleh pihak klub.

Ada banyak respon negatif soal rencana ESL. UEFA, Premier League, hingga La Liga menolak rencana itu. Beberapa pandit dan mantan pemain sepak bola pun menolak. FIFA juga menolak rencana ini.


5 Petinggi ESL

ESL sejatinya sudah mencuat akhir 2020 lalu. Kala itu, Barcelona dilanda krisis internal yang membuat Josep Maria Bartomeu harus mundur. Namun, sebelum mundur, Bartomeu mengambil keputusan Barcelona ambil bagian di ESL.

Sejak saat itu, perbincangan tentang ESL mulai mencuat tapi belum masif. Kini, ESL telah dideklarasikan. Ada tiga orang penting yang menjadi petinggi saingan Liga Champions itu.

Florentino Perez, presiden Real Madrid, menjabat sebagai chairman di ESL. Perez sejak awal memang dikenal getol tidak puas dengan kinerja UEFA. Perez kini jadi orang nomor satu di ESL.

Selain Perez, ada juga Andrea Agnelli [pemilik Juventus] dan Joel Glazer [pemilik Manchester United]. Keduanya menjabat sebagai vice-chairman. Mereka dikenal punya pengaruh yang sangat kuat di sepak bola Eropa.

Agnelli bahkan memilih mundur dari posisinya sebagai presiden European Club Association (ECA).

Selain tiga nama di atas, ada pula nama John W. Henry (Liverpool) dan Stan Kroenke (Arsenal) juga ditunjuk sebagai vice-chairman ESL. Keduanya berasal dari Amerika Serikat dan acap kali mendapat kritik dari fans klubnya.


Apa Kata Perez?

Walau mendapat banyak tentangan, ESL diyakini bakal terus melaju. Florentino Perez mengkaim bahwa ide dasar dari ESL adalah untuk membantu sepak bola. Perez pun yakin ESL bakal membuat fans senang.

"Kami akan membantu sepak bola di semua tingkatan untuk mengambil tempat yang selayaknya di dunia," kata Perez dikutip dari Marca.

"Sepak bola adalah satu-satunya olahraga global di dunia dengan lebih dari empat miliar penggemar dan merupakan tanggung jawab kami sebagai klub besar untuk menanggapi keinginan para penggemar," tegasnya.

Sumber: Marca

Persija Gahar...

Belanja Rp7 Triliun, Ada yang Sukses?

Habis Rp7 Triliun, Bagaimana Nasib 11 Transfer Jose Mourinho di Manchester United?

Bola.net 2021-04-19 14:20:00
Jose Mourinho resmi bertugas sebagai manajer Manchester United pada Mei 2016. Mourinho punya reputasi yang gemilang sebelum ditunjuk menggantikan peran Louis van Gaal.

Jose Mourinho resmi bertugas sebagai manajer Manchester United pada Mei 2016. Mourinho punya reputasi yang gemilang sebelum ditunjuk menggantikan peran Louis van Gaal.

United berharap Mourinho bisa mengembalikan kejayaan klub seperti era Sir Alex Ferguson. United memilih pria asal Portugal usai gagal bersama David Moyes dan Louis van Gaal.

Mourinho kemudian dipecat pada Desember 2018 karena dinilai gagal. Selama menjadi manajer United, Mourinho membelanjakan 455 juta euro [sekitar Rp7 triliun dengan kurs hari ini] untuk membeli 11 pemain baru.

Lantas, bagaimana performa para pemain United yang dibeli era Mourinho? Simak di bawah ini ya Bolaneters.


Eric Bailly - 38 juta euro

Mourinho turun tangan untuk memastikan transfer Bailly berjalan lancar. Mourinho sendiri yang menelpon Bailly dan membuatnya tidak kuasa menolak tawaran bergabung dengan United.

Bailly kemudian menjadi pilar penting United pada era Mourinho, tapi hanya semusim. Pemain asal Pantai Gading mendapat banyak masalah terkait cedera sejak musim kedua. Dia pun kesulitan menembus tim utama.

Bailly masih berkutat dengan berbagai cedera pada musim 2020/2021 ini.


Henrikh Mkhitaryan - 42 juta euro

Mkhitaryan tampil sangat bagus di Dortmund selama tiga musim. Jose Mourinho pun membelinya pada awal musim 2016/2017. Mkhitaryan gagal beradaptasi dengan sepak bola Inggris dan performanya tak cukup bagus.

Mourinho melepas Mkhitaryan ke Arsenal pada Januari 2018, ditukar dengan Alexis Sanchez.

Di Arsenal, performa Mkhitaryan pun tak cukup bagus. Dia acap kali dimainkan sebagai winger, bukan playmaker. Dua musim terakhir, pemain asal Armenia itu tampil bagus bersama AS Roma.


Paul Pogba - 105 juta euro

Ada gempita yang luar biasa saat United memulangkan Pogba pada 2016 lalu. Fans United yakin bahwa Pogba akan mengembalikan kejayaan United setelah dia sukses besar di Juventus.

Namun, Pogba dan Mourinho tidak cocok secara personal. Pogba dilaporkan memimpin aksi 'pemberontakan' pada Mourinho. Pogba yang menang karena Mourinho kemudian dipecat.

Baru-baru ini, pemegang rekor transfer termahal United itu juga menyerang Mourinho dan membandingkannya dengan Ole Gunnar Solskjaer.


Victor Lindelof - 35 juta euro

Lindelof mendapat banyak kritik pada awal kedatangannya di United. Sebagai bek tengah yang dibeli mahal, Lindelof dinilai bisa tampil lebih baik. Dia pun tidak bermain secara reguler.

Lindelof mulai menemukan ritme permainan terbaiknya pada musim kedua, 2018/2019.

Kini, pada era Solskjaer, pemain asal Swedia menjadi pilihan utama di posisi bek tengah. Walau acap kali mendapat kritik, Lindelof tetap jadi andalan United sebagai duet Harry Maguire di posisi bek tengah.


Alexis Sanchez - Mkhitaryan dan 23 juta euro

Transfer terburuk Mourinho sebagai manajer United adalah Sanchez. Dia datang dengan ekspektasi yang tinggi. Namun, performa pemain asal Chile itu sama sekali gagal mendekati harapan.

Sanchez hanya mencetak lima gol dari 45 laga yang dimainkan di semua kompetisi.

Statistik Sanchez sangat buruk di United. Hal itu diperparah dengan gajinya yang sangat tinggi. Dia mendapat gaji 400 ribu pounds per pekan. Sanchez dilepas ke Inter Milan secara permanen awal musim 2020/2021.


Nemanja Matic - 44,7 juta euro

Matic telah menjadi pemain kunci Mourinho sejak masih di Chelsea. Dia memboyongnya ke United pada awal musim 2017/2018 dengan harga yang cukup mahal. Matic langsung tampil reguler.

Matic menjadi pemain yang tidak tersentuh pada musim pertamanya di United. Namun, setelah Mourinho dipecat, pelan tapi pasti pemain asal Serbia mulai terpinggirkan dari starting XI United.

Matic kini sudah berusia 32 tahun. Dia kalah bersaing dengan Scott McTominay dan Fred untuk menjadi pemain inti.


Romelu Lukaku - 84,7 juta euro

Mourinho membeli Lukaku sebagai pengganti Zlatan Ibrahimovic. Lukaku sejak lama menjadi pemain yang memikat bagi Mourinho. Dia pun tampil menentukan di lini depan Setan Merah.

Pada musim pertamanya, dia mampu mencetak 16 gol di Premier League. Namun, musim kedua Lukaku tidak berjalan mulus. Saat Mourinho dipecat, Lukaku tak lagi masuk dalam skema utama tim di bawah Solskjaer.

United melepas Lukaku ke Inter Milan dengan harga 65 juta euro pada Agustus 2019.


Lee Grant - 1,7 juta euro

Lee Grant dibeli dari Stoke City dengan harga yang relatif murah. Sejak awal, tidak ada ekspektasi yang tinggi atas transfer Lee Grant. Dia memang disiapkan untuk jadi kiper ketika.

Lee Grant tidak memainkan satu laga pun di bawah Mourinho. Dia menjalani debutnya di Liga Europa saat saat Solskjaer sudah duduk sebagai manajer.

Lee Grant akan berpisah dengan United akhir musim 2020/2021 ini karena kontraknya habis.


Diogo Dalot - 22 juta euro

Mourinho membeli Dalot dari Porto pada awal musim 2018/2019. Sejak awal, transfer ini diragukan karena performa Dalot yang belum cukup apik bersama Porto. Dan, itu terbukti di United.

Disiapkan untuk menggantikan peran Antonio Valencia, Dalot justru lebih sering menjadi pemain cadangan. Pemain 22 tahun pun tidak tampil bersinar pada era Ole Gunnar Solskjaer menjadi manajer.

Dalot kini dipinjamkan ke AC Milan.


Fred - 59 juta euro

Fred dibeli dengan harga yang sangat mahal dari Shakhtar. Akan tetapi, beberapa media Inggris menyebut Fred tidak ada dalam daftar bidikan Mourinho. Dia dibeli atas inisiatif Ed Woodward.

Fred kemudian memang tidak mampu menembus tim inti United pada era Mourinho. Kiprah pemain asal Brasil mulai diperhitungkan pada era Solskjaer. Fred kini jadi salah satu pilar penting di lini tengah.

Musim ini, dari 32 laga, dia telah ambil bagian pada 26 laga United di Premier League.


Zlatan Ibrahimovic - gratis

Ibrahimovic menjadi satu-satunya pemain yang datang dengan status gratis pada era Mourinho. Kala itu, Ibrahimovic baru saja mengakhiri kontrak dengan PSG yang dibelanya selama empat musim.

Ibrahimovic tampil bagus pada musim pertamanya. Walau sudah berusia 35 tahun, dia mampu mencetak 17 gol di Premier League. Namun, pada musim kedua di United, Ibrahimovic banyak absen karena cedera.

Pemain yang kini membela Milan itu gagal mencetak satu pun gol untuk United.

Sumber: Transfermarkt

Ada Tawa di Tengah Duka

Menghibur, Ini Meme-meme Lucu Pasca Dipecatnya Jose Mourinho Dari Tottenham

Bola.net 2021-04-19 19:44:00
Klub Premier League Tottenham mengumumkan bahwa mereka telah resmi memecat Jose Mourinho.

Klub Premier League Tottenham mengumumkan bahwa mereka telah resmi memecat Jose Mourinho.

Pemecatan itu diumumkan pada hari Senin ini. Mourinho didepak setelah Tottenham bermain imbang kontra Everton pada hari Sabtu kemarin.

Saat itu Spurs hanya bisa bermain 2-2 lawan The Toffees. Hasil itu membuat Tottenham tertahan di posisi ketujuh klasemen sementara Premier League dengan raihan 50 poin dari 32 laga.

Pencapaian buruk itu yang disebut sebagai alasan pemecatan Mourinho. Namun ada juga spekulasi yang mengklaim manajer asal Portugal tersebut didepak lantaran ia enggan melatih Spurs pasca klub itu bergabung dengan European Super League.

Pemecatan itu sendiri kemudian disambut dengan banyak reaksi di media sosial. Salah satunya dengan memunculkan meme-meme lucu yang menghibur.

Seperti apa meme-meme itu? Simak di bawah ini Bolaneters. (twt/dim)


Reaksi Dele Alli

Dele Alli when he sees Mourinho at job center next year pic.twitter.com/0TMdO22p8T

"Dele Alli ketika ia melihat Mourinho di pusat lowongan kerja tahun depan."


Matikan TV Gara-gara European Super League

Jose Mourinho this morning

(: @WestHamClips )pic.twitter.com/ieveCqrtbb


Dipecat, Tapi Pesangonnya Gede Banget

Mourinho realizing he will be paid 34M after Tottenham sacked him #SuperLeague pic.twitter.com/bsnOqAJA51

"Mourinho menyadari ia akan dibayar 34 juta pounds setelah Tottenham memecatnya."


Diusir Keluar

Mourinho tryna apply for a job at Super League headquarters pic.twitter.com/LnCLl8cgGW

"Mourinho ketika mencoba melamar kerja di markas Super League."


Kita? Hahaha!

Levy when Mourinho asked what players were buying with the Super League stimmy pic.twitter.com/f5fTbEDvNA

"Levy [bos Spurs] ketika Mourinho bertanya pemain mana yang kita beli dengan stimulus dari Super League."


Reaksi Mou Abis Dipecat Spurs

Jose Mourinho finding out Spurs have qualified for the European Super League then being told he's sacked.pic.twitter.com/fYVycMT76h

"Jose Mourinho mengetahui bahwa Spurs telah lolos ke Liga Super Eropa kemudian diberi tahu bahwa ia dipecat."


Danny Rose Hepi Dong

Danny Rose right after hearing of Jose Mourinhos sacking pic.twitter.com/gVfoQnHQ4W


Reaksi Mourinho

Mourinho after levy told him about the european super league pic.twitter.com/kioxLmcpCr https://t.co/cGXI8tWncF

"Mourinho setelah Levy mengatakan kepadanya soal European Super League."


Cuan Cuan!

Mourinho leaving spurs with his fat paycheck and watching them lose a final next week pic.twitter.com/rDQb1ALwoM


Levy Saat Memecat Mourinho

Daniel Levy to Jose Mourinho this morning pic.twitter.com/AQqAKFMIg5

"Daniel Levy pada Jose Mourinho pagi ini."


Kena Karma Wenger?

Jose Mourinho being sacked by his 3rd team in a row... Whos the specialist is failure now?

Karma is a b*tch. pic.twitter.com/hTsPYQ6Kqr

"Jose Mourinho dipecat oleh tim ketiganya berturut-turut ... Siapa 'spesialis kegagalan' sekarang? Karma itu menyebalkan."


Dipecat Berapa Klub, Jose?

How many PL clubs have sacked you Jose pic.twitter.com/hWTRgFiFeG

"Berapa klub Premier League yang telah memecatmu Jose."


Spurs Bunuh Diri Pecat Mourinho

pic.twitter.com/kw0mmLXDOi


Suiiiii!!

pic.twitter.com/PWoU6g2FRO

(Twitter)

Arsenal dan Kekuatan Super Kocak

Arsenal Super Kocak! Lawan Tim Degradasi Hampir Kalah Tapi Ikut European Super League

Bola.net 2021-04-19 09:27:00
Arsenal menjadi satu dari 12 klub yang ambil bagian pada European Super League [ESL]. Rencana itu rupanya menjadi pergunjingan tersendiri di kalangan fans sepak bola.

Arsenal menjadi satu dari 12 klub yang ambil bagian pada European Super League [ESL]. Rencana itu rupanya menjadi pergunjingan tersendiri di kalangan fans sepak bola.

ESL rencananya bakal diikuti 12 klub top Eropa. 'Big Six' di Premier League ambil bagian. Selain itu, ada Juventus, AC Milan, dan Inter Milan dari Italia. Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid juga ambil bagian.

Arsenal sendiri hampir kalah dari Fulham di pekan ke-32 Premier League, Minggu (18/4/2021). The Gunners meraih hasil imbang 1-1 dari gol Eddie Nketieh pada menit 90+7 lawan klub yang berada di zona degradasi itu.

Nah, hasil lawan Fulham dan sikap Arsenal ambil bagian di ESL pun mendapat respon beragam dari warganet. Simak selengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.


Super kocak

Arsenal masuk european super league karena kekuatan super mereka adalah super kocak..


Siap papan bawah

kalau bukan spurs paling bawah, mesti arsenal nanti hahaha https://t.co/WPbNM5sW31


Uji nyali

Arsenal kalo orang jawa sih ibaratnya "njajal awak" pic.twitter.com/koa4Y4hSr1


Ngapain

European Super League.

Arsenal ngapain? anda lawan klub zona degradasi aja imbang. pic.twitter.com/JQwxQizRaD


Ngakak

Pagi udah dibikin ngakak sama fans Arsenal yang satu ini.... pic.twitter.com/s4pNPhJuZM


Lucu-lucuan

Arsenal diajak main Liga Super Eropa itu buat lucu-lucuan aja apa gimana sih haha.


Oh, jadi ini alasannya

Oh arsenal mau coba keberuntungannya European Super League ya? karna sering kalah ucl ya bahkan musim ini gagal masuk ucl ya??

Boleh lah boleh pic.twitter.com/RnLwc1Sl99


Cukup di sini

Bodooo amaatttt, cukup disini hubungan kita wkwk


Peringkat ke-9

Akal akalan arsenal nih pen gabung eropa, gegara peringkat 9 https://t.co/XvoUA5dpQ8


Goks!

Tinggal nunggu dualisme kleb aja nih , tottenham perjuangan melawan arsenal reborn


Ada yang gak setujuh

gasetuju, nanti arsenal jadi juru kunci terus di liga ini + puasa gelar di tiap musimnya mana di banned dari liga lokal juga kan hm


Berani

Berani bener arsenal awokwokwok https://t.co/SqpKpnMoRk


Ide bagus

Arsenal seharusnya jangan ikut ESL dulu kapan lagi ikut epl gak ada tim tim gede dan lawannya cuma everton wkwkkwkw


4 Besar? Liga baru saja

Pantesan Arsenal/Spurs nyante2 aja ga terobsesi 4 besar, gataunya eh gataunya udah otomatis masuk ke liga baru


Gak malu

gak malu apa ya


Super kok ada Arsenal

Judulnya "super", tapi kok bisa ada Arsenal di situ y?


Sabar ya...

Arsenal makin jadi bulan bulanan di timeline gara gara europan super league #SuperLeague


Duit

"Yang penting duit cair dulu. Masalah pertandingan gimana ntar."

-Arsenal on eropean super league


Kan gak ada Bayern Munchen

Kalo European Super League terealisasi.
Gak kebayang deh Arsenal harus melawan tim-tim ESL setiap minggunya.


Lumbung gol

KWKWKWKWKWK,,

Kasihan.. Arsenal cuma jadi lumbung gol doang buat 11 tim lainnya. https://t.co/txkNKnlBKi

Sumber: Twitter

Format Baru Liga Champions, Jahat?

UEFA Umumkan Format Baru Liga Champions Mulai Musim 2024-25, Berubah Drastis!

Bola.net 2021-04-20 01:50:00
Badan sepak bola Eropa UEFA mengumumkan perubahan format yang cukup drastis dari Liga Champions mulai musim 2014-25. Pengumuman ini dilakukan di tengah ramainya isu European Super League.

Badan sepak bola Eropa UEFA mengumumkan perubahan format yang cukup drastis dari Liga Champions mulai musim 2014-25. Pengumuman ini dilakukan di tengah ramainya isu European Super League.

Perubahan terbesar dari format baru ini adalah bertambahnya kontestan putaran final Liga Champions dari 32 menjadi 36 tim. Selain itu, format satu liga juga bakal menggantikan babak penyisihan grup.

Tak cuma itu, dari sisi jadwal Liga Champions juga akan mengalami perubahan. Jika biasanya laga-laga dimainkan pada Selasa dan Rabu malam waktu Eropa, maka mulai musim 2024-25 pertandingan akan digelar pada Kamis saja.


Pernyataan Aleksander Ceferin

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin menjelaskan alasan di balik perubahan cukup signifikan dari format Liga Champions ini. Intinya adalah, perubahan ini dilakukan untuk mendukung liga-liga domestik.

"Format baru ini mendukung status dan masa depan game domestik di seluruh Eropa juga. Ini mempertahankan prinsip bahwa kinerja domestik harus menjadi kunci kualifikasi dan menegaskan kembali prinsip-prinsip solidaritas melalui permainan dan persaingan terbuka," ujar Ceferin.

"Format yang berkembang ini akan tetap menghidupkan impian tim mana pun di Eropa untuk berpartisipasi dalam Liga Champions UEFA berkat hasil yang diperoleh di lapangan dan itu akan memungkinkan kelangsungan hidup jangka panjang, kemakmuran, dan pertumbuhan bagi semua orang di sepak bola Eropa, tidak hanya kartel kecil yang dipilih sendiri,"

"Sepak bola adalah harta sosial dan budaya, diperkaya dengan nilai-nilai, tradisi, dan emosi yang dibagikan di seluruh benua kami. Sebagai badan pengatur dan pengawas pertandingan Eropa yang bertanggung jawab, adalah peran UEFA untuk menjaga warisan ini sambil memimpin perkembangan positif sepak bola di masa depan di Eropa. untuk asosiasi nasional, liga, klub, pemain, dan penggemar di setiap level. Inilah sebabnya kami melakukan proses konsultasi ekstensif selama dua tahun terakhir yang menghasilkan dukungan bulat atas proposal kami dan kami yakin bahwa reformasi ini mencapai tujuan tersebut."


Sejumlah Aspek yang Berubah

Format satu laga berisikan 36 tim bakal diterapkan sebagai pengganti babak penyisihan grup. Semua jadwal akan ditentukan oleh koefisien klub di UEFA.

Setiap tim peserta akan memainkan 10 laga kandang dan tandang. Delapan tim teratas bakal melaju ke babak 16 besar dan tim peringkat sembilan hingga 24 bakal bertarung di babak play-off untuk memperebutkan jatah sisa ke fase knock-out. Sementara itu, tim peringkat di bawah 24 bakal langsung tersingkir.

Babak 16 besar, perempat final, semifinal, dan partai final bakal tetap menggunakan format yang sama seperti saat ini.

Format yang sama juga bakal diaplikasikan ke kompetisi kasta kedua, Liga Europa serta calon kompetisi baru bentukan UEFA, Liga Conference.

Sumber: UEFA

Kronik di Balik Kelahiran ESL

European Super League: Kronik di Balik Wacana Kelahiran ESL

Bola.net 2021-04-21 13:39:00
Ide European Super League sendiri pertama kali lahir pada penghujung dekade 80-an. Laman Sportbusiness menyebut bahwa ide ini pertama kali muncul dari Silvio Berlusconi, politisi yang juga pemilik AC Milan waktu itu.

Virus Covid-19 merenggut lebih dari tiga juta jiwa sejauh ini. Salah satu korban dari virus yang menyerang organ pernapasan ini adalah Mario Bogarelli. Pria Italia berusia 64 tahun ini harus menutup usia pada akhir Maret 2021 lalu usai sepuluh hari berjuang melawan infeksi virus tersebut.

Bogarelli bukanlah sosok anonim di dunia sepak bola. Selain sebagai direktur strategi di salah satu agensi olahraga, ia juga adalah salah satu tokoh yang sempat membidani wacana untuk melahirkan European Super League, yang belakangan ini membuat kancah sepak bola dunia riuh.

Ide European Super League sendiri pertama kali lahir pada penghujung dekade 80-an. Laman Sportbusiness menyebut bahwa ide ini pertama kali muncul dari Silvio Berlusconi, politisi yang juga pemilik AC Milan waktu itu. Namun, kompetisi usulan Berlusconi ini akhirnya gagal setelah UEFA mengubah format Piala Champions menjadi Liga Champions dan meningkatkan nilai komersial kompetisi ini.

Pada 1992, berkat bantuan Televisions Event and Media Marketing, Liga Champions lahir kembali dengan brand yang lebih segar dan juga lebih baik secara komersial.


Lahir Lagi Satu Dekade Berselang

Sekitar satu dekade setelah Berlusconi melontarkan ide Super League, giliran Bogarelli yang kembali mengapungkan wacana ini. Wacana melahirkan kompetisi yang akan menjadi tandingan bagi Liga Champions ini dinamakan Project Gandalf.

Bogarelli tak sendiri. Kali ini, ia menggandeng Rodolfo Hecht, salah seorang wiraswastawan muda yang sudah banyak makan asam garam di dunia keuangan. Sebelumnya, selama bertahun-tahun, Hecht bekerja di Fininvest SpA, lembaga keuangan yang dimiliki Berlusconi. Hecht sendiri merupakan seorang suporter AC Milan biasa sebelum kerap bertukar pikiran dengan Enrico Barozzi, salah seorang spesialis investasi di JP Morgan.

Dari pembicaraan dengan Barozzi, Hecht sadar bahwa kompetisi sepak bola tak terjual dengan baik. Karenanya, kompetisi gagal meraup keuntungan seperti yang seharusnya.

Setelah sukses merevolusi sepak bola Italia dengan penjualan hak siar pertandingan, Hecht bersama Media Partners -juga Bogarelli- melangkah lebih jauh. Pada 1997, mereka membangkitkan lagi ide ihwal European Super League.

Ide para 'revolusioner' dari Italia ini simpel. Tim terbaik akan menghadapi tim terbaik. Tim-tim terbaik ini akan bertarung dalam sistem round robin yang bakal dihelat tiap tengah pekan.

Laman Sportcal mencatat, ada 12 klub yang disebut mendukung usulan tersebut. Dua raksasa Premier League, Manchester United dan Liverpool disebut termasuk sebagai pendukung ide Bogarelli dan Hecht ini.

Selain iming-iming gengsi, klub-klub ini juga digoda dengan iming-iming pendapatan yang sangat besar. Bogarelli dan kawan-kawan menjanjikan peserta European Super League mendapat minimal 30 juta Euro hanya dari share televisi.

Demi memuluskan idenya, Hecht melakukan safari pada musim semi 1998. Ia berkeliling Eropa menemui para petinggi klub-klub top Eropa.

"Saya hanya meminta mereka melihat distribusi pendapatan. Misi saya adalah meningkatkan pendapatan klub, alih-alih memperkaya agen pemasaran atau para birokrat," kata Hecht, dilansir dari Sportcal.

Namun, ide Hecht mendapat banyak tentangan. New York Times, dalam sebuah editorialnya menilai bahwa European Super League akan merusak jiwa dari kompetisi.

UEFA sebagai otoritas di sepak bola Eropa pun angkat bicara. pada Juni 1998, Sekjen UEFA waktu itu, Gerhard Aigner berkata, "Super League akan membagi sepak bola Eropa menjadi miskin atau kaya. Klub-klub yang ikut bergabung dengan gagasan Mr. Hecht akan dikeluarkan dari kompetisi resmi FIFA dan UEFA. Para pemain tim-tim tersebut juga tidak akan bisa bermain di Piala Dunia."

Panik, Hecht berusaha bernegosiasi dengan UEFA. Bahkan, ia menawarkan dana sebesar 3,6 miliar Euro untuk pengembangan sepak bola usia muda. Namun, UEFA bergeming. Walhasil, ide Hecht dan kawan-kawan harus mati sebelum sempat lahir.

"Aigner arogan. Ia menguliahi saya bahwa UEFA lebih tua dari saya dan saya tak punya hak untuk menginisiasi Super League," tukas Hecht.

Kendati gagal lahir, ide Hecht dan kawan-kawan ini tetap meninggalkan warisannya. Akibat ide ini, UEFA dipaksa melakukan reformasi dalam sistem turnamen mereka. Piala Winners dihapus. Selain itu, jumlah peserta Liga Champions ditingkatkan. Tak lupa, mereka juga meningkatkan share kepada partisipan Liga Champions. Terpenting, sengkarut soal European Super League kali ini juga menyadarkan klub-klub top Eropa betapa besar nilai tawar mereka di hadapan otoritas.


Digaungkan Lagi Oleh Perez

Pada 2009, ide pembentukan European Super League kembali bergaung. Kali ini, pencetusnya adalah Florentino Perez.

Perez baru saja kembali ke Real Madrid dan memulai lagi era Galacticos dengan mendatangkan sejumlah bintang seperti Kaka, Cristiano Ronaldo, dan Karim Benzema.

Namun, ini tak membuatnya puas. Ia mengapungkan lagi wacana pembentukan European Super League. Ia mengulang alasan Hecht lebih dari satu dekade silam yang menyebut bahwa liga super ini akan menjamin tim terbaik bertemu dengan tim terbaik.

"Hal ini kerap kali tak terjadi di ajang Liga Champions," kata Perez waktu itu, seperti dilansir dari BBC.

Sama seperti sebelumnya, ada iming-iming uang yang sangat besar bagi tim-tim yang mau bergabung dengan kompetisi gagasan Perez ini.

Lagi-lagi, ide ini kandas setelah UEFA mengambil jalan tengah. Demi kepentingan televisi, UEFA mengubah jadwal pertandingan Liga Champions, mulai Babak 16 Besar.


Kian Dahsyat pada 2021

Wacana European Super League kembali muncul ke permukaan pada 2021 ini. Kali ini, ide tersebut diusung 12 klub papan atas Eropa. Mereka adalah: AC Milan, Arsenal, Atletico Madrid, Chelsea, Barcelona, Inter Milan, Juventus, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Real Madrid, dan Tottenham Hotspur.

Klub-klub inisiator ini sejatinya merupakan klub-klub mapan secara finansial. Dari 12 klub ini, delapan di antaranya berada di dalam daftar sepuluh besar klub-klub dengan harga skuad termahal di kancah sepak bola dunia.

Dengan skuad berbanderol tinggi tersebut, tentu biaya yang harus dikeluarkan manajemen klub-klub tersebut sama sekali tak murah. Apalagi, saat ini masih berada dalam kondisi pandemi Covid-19.

Faktor finansial inilah yang sepertinya menjadi pendorong utama 12 klub tersebut menginisiasi kompetisi ESL. Dalam rilis klub-klub peserta ESL, disebutkan ada beberapa alasan di balik inisiatif pembentukan kompetisi sempalan ini. Salah satunya adalah soal finansial.

"Format Super League datang di masa-masa pandemi global yang menegaskan ketidakstabilan dalam model ekonomi sepak bola Eropa yang sekarang," demikian kata klub-klub inisiator ESL dalam rilis mereka.

Masih sama seperti sebelumnya, ide ini juga dibarengi dengan iming-iming uang dengan jumlah melimpah. Masing-masing klub pendiri disebut bakal menerima dana sebesar 3,5 miliar Euro.

Namun, sepertinya ide menggelar European Super League kali ini juga bakal kembali kandas. Klub-klub pendiri disebut pecah kongsi. Dimulai Manchester City, seperti dilansir dari BBC, enam klub Premier League yang disebut sebagai inisiator European Super League, disebut mundur dari kompetisi tersebut.


Hat-trick JP Morgan

Ada benang merah dalam wacana untuk melahirkan European Super League. Benang merah tersebut bernama JP Morgan.

Pada Oktober 1997, Hecht sempat bertemu dengan perwakilan JP Morgan di London. Kendati sempat diwarnai diskusi alot, Spiegel mencatat bahwa JP Morgan setuju untuk mengucurkan dana sebesar 1,2 miliar Euro untuk mendanai ide Hecht dan kawan-kawan.

Dalam sengkarut yang terjadi pada 2009, nama JP Morgan kembali disebut berada di belakang usulan Florentino Perez untuk menggelar European Super League. Namun, waktu itu, tak ada bukti jelas soal keterlibatan salah satu lembaga keuangan terbesar di dunia ini.

Pada tahun 2021, peran JP Morgan sebagai penyokong ide European Super League kian terang-benderang. Melalui juru bicara mereka, JP Morgan secara mengkonfirmasi bakal mendanai European Super League, jika kompetisi tersebut berjalan.


Diabadikan dalam Game FIFA

European Super League memang sejauh ini belum terwujud. Namun, jika tak sabar ingin melihat klub-klub terbaik dunia beradu dalam sebuah turnamen, Anda bisa menjajal bermain game klasik FIFA 99.

Dalam game yang dirilis EA Sports pada 1998 ini ada menu turnamen bernama European Dream League. Ada 20 tim terbaik Eropa, saat itu tentunya, yang bisa dipilih. Ke-20 tim ini adalah: AC Milan, Arsenal, Bayern Munich, Benfica, Brondby, Borussia Dortmund, Dynamo Kiev, Barcelona, Feyenoord, Galatasaray, IFK Goteborg, Inter Milan, Juventus, Liverpool, Manchester United, Monaco, PSG, Glasgow Rangers, Real Madrid, dan Rosenborg.

Format permainannya, 20 tim ini dibagi dalam dua grup. Kemudian masing-masing klub akan bertemu sebanyak empat kali. Kemudian, dua tim terbaik dari masing-masing grup akan bertemu dalam semifinal yang digelar dalam dua leg. Pemenang akan bertemu di final memperebutkan gelar juara.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)

Cerita Orang Bandung Si Pembobol Gawang Persib

Parade Gol Terbaik Bundesliga

Gol Mariano Diaz Mengapa Dianulir?

2 Kontroversi Laga Getafe vs Real Madrid: Mengapa Gol Mariano Diaz Dianulir?

Bola.net 2021-04-19 10:35:00
Real Madrid sejatinya mencetak satu gol pada duel melawan Getafe di pekan ke-33 La Liga. Namun, gol yang dicetak Mariano Diaz harus dianulir wasit karena dinilai sudah dalam posisi offside.

Real Madrid sejatinya mencetak satu gol pada duel melawan Getafe di pekan ke-33 La Liga. Namun, gol yang dicetak Mariano Diaz harus dianulir wasit karena dinilai sudah dalam posisi offside.

Laga Getafe vs Arsenal digelar di Stadion Coliseum Alfonso Perez, Senin (19/4/2021) dini hari WIB. Laga berjalan cukup seru, tetapi kedua tim gagal mencetak gol hingga menit akhir.

Bagi Real Madrid, hasil ini tidak cukup bagus. Sebab, mereka kini tengah bersaing dengan Atletico Madrid dan Barcelona dalam perebutan gelar juara La Liga musim 2020/2021. Madrid kini tertinggal tiga poin dari Atletico.


Mengapa Gol Mariano Diaz?

Real Madrid sebenarnya mencetak satu gol. Madrid mendapatkan gol itu pada menit ke-8. Eder Militao mengirim umpan kepada Mariano Diaz yang berhasil dikonversi menjadi gol.

Mariano melewati kiper sebelum menceploskan bola ke gawang.

Gol tersebut kemudian dianulir wasit. Jose Luis Munuera Montero yang berada di ruang VAR memberi saran pada wasit Jose Maria Sanchez Martinez untuk tidak mengakui gol mantan penyerang Lyon itu.

Namun, pada potongan gambar yang dijadikan dasar pengambilan keputusan itu diperdebatkan. Sebab, bola sudah lepas dari kaki Militao pada potongan gambar itu.

Fran Martinez, seorang analis keputusan wasit La Liga, menilai potongan gambar yang diambil tidak tepat. Jika mengacu pada momen saat Militao melepas bola, maka Mariano dalam posisi onside. Gol tersebut harusnya disahkan wasit.

OTRO ERROR GARRAFAL DEL VAR!!! NO HAY FUERA DE JUEGO de Mariano en el gol del @realmadrid. Inexplicablemente, desde el VAR eligen un frame en el que el baln ya ha salido al dar el pase. pic.twitter.com/SEI1vTpyxS


Real Madrid Harusnya Dihukum Penalti?

Pada momen lain, di menit ke-18, Getafe mengklaim penalti. Eder Militao dianggap melakukan pelanggaran pada Enes Unal. Momen itu diklaim terjadi di dalam kotak penalti.

Namun, wasit Jose Maria Sanchez tidak memberikan hukuman apa pun pada Real Madrid. Tidak ada penalti, juga tidak ada tendangan bebas dari momen tersebut.

"Ada pelanggaran dari Militao, tapi itu di luar kotak," kata pakar wasit Juan Andujar Oliver, seperti dikutip dari Marca.

Sumber: Marca

Dipecat Mulu Malah Makin Cuan

Cuan! Dipecat Mulu, Mourinho Malah Tambah Tajir Rp1,9 Triliun!

Bola.net 2021-04-18 23:51:00
Jose Mourinho sekarang memang akrab dengan pemecatan, namun berkat hal itu ia kini menjadi cuan dan telah menerima total pesangon sebanyak Rp1,9 triliun!

Jose Mourinho sekarang memang akrab dengan pemecatan, namun berkat hal itu ia kini menjadi cuan dan telah menerima total pesangon sebanyak Rp1,9 triliun!

Mourinho baru saja mendapat kabar buruk. Ia didepak oleh Tottenham per hari Senin .

Dengan demikian, ia didepak setelah baru 17 bulan menukangi Tottenham. Ia sebenarnya masih terikat kontrak dengan Spurs hingga tahun 2023 mendatang.

The Club can today announce that Jose Mourinho and his coaching staff Joao Sacramento, Nuno Santos, Carlos Lalin and Giovanni Cerra have been relieved of their duties.#THFC ⚪️ #COYS

Ada beberapa spekulasi terkait pemecatan pria asal Portugal itu. Ada yang menyebut karena buruknya prestasi Harry Kane dkk namun ada juga yang mengaitkannya dengan penolakannya untuk melatih tim sebagai bentuk protes bergabungnya Spurs ke dalam European Super League. (sb/dim)


Pesangon Tottenham untuk Mourinho

Pemecatan tentu bukan hal yang menyenangkan bagi siapa pun. Itu memberikan reputasi yang buruk.

Namun demikian, pemecatan ini sepertinya tak akan merisaukan seorang Jose Mourinho. Sebab seperti umumnya orang yang dipecat dari posisinya, ia mendapatkan pesangon.

Menurut klain Sportbible, Mourinho mendapatkan pesangon besar dari Tottenham. Ia diberi pesangon sebesar 30 juta pounds atau sekitar Rp609 miliar.

Dan seperti yang diketahui, Mourinho sebelumnya juga pernah dipecat saat masih di Chelsea, Real Madrid dan Manchester United. Bersama The Blues ia malah didepak dua kali.


Jumlah Pesangon Mourinho

Sportbible menyebut saat di Chelsea, dalam dua kali pemecatan, Jose Mourinho menerima duit sebesar 30.5 juta pounds. Pemecatan pertama di klub itu ia mendapat 18 juta pounds dan di pemecatan keduanya ia mendapat 12.5 juta pounds.

Kemudian di Real Madrid, ia mendapat 17 juta ponds. Lalu saat di Manchester United, ia meraup 15 juta pounds.

Jadi total dari empat klub tersebut, Jose Mourinho menerima pesangon sebanyak 93.5 juta pounds. Jika dikonversikan ke Rupiah, jumlahnya mencapai 1.9 triliun!


Kata Bos Tottenham Usai Pecat Mourinho

Bos Tottenham Daniel Levy sempat angkat bicara soal pemecatan Jose Mourinho. Ia berterima kasih atas servis Mourinho selama di Spurs.

"Jose dan staf pelatihnya telah bersama kami melalui beberapa masa yang paling menantang sebagai Klub. Jose adalah seorang profesional sejati yang menunjukkan ketahanan luar biasa selama pandemi."

"Secara pribadi saya menikmati bekerja dengannya dan menyesal bahwa banyak hal tidak berjalan seperti yang kami berdua bayangkan. Ia akan selalu diterima di sini dan kami ingin berterima kasih padanya dan staf pelatihnya atas kontribusinya."

Tottenham belum menunjuk pengganti permanen setelah memecat Jose Mourinho. Untuk sementara ini mereka akan menunjuk Ryan Mason guna memimpin latihan Kane dkk.

(Sportbible)