Dahsyat! Inter Ungguli Milan

Royalnya Suning di Inter Milan, Siapa yang Sukses?

Spesialis Double Digit Musim Ini

Gak Ada Obat! Ini 9 Pemain dengan Double Digit Gol dan Assist di 5 Liga Top Eropa

Bola.net 2021-05-04 18:51:00
Sejauh ini di musim 2020/21, hanya ada sembilan pemain yang bisa mencetak dua digit gol dan assist. Siapa saja mereka?

Dalam sepakbola, salah satu ukuran kontribusi seorang pemain dilihat dari jumlah gol dan jumlah assistnya. Tapi apa jadinya ketika seorang pemain mampu memproduksi jumlah gol dan assist yang sama banyaknya?

Ya, situasi itu sulit terjadi di setiap musimnya. Karena kebanyakan pemain yang jago mencetak gol tidak jago membuat assist. Sebaliknya, pemain yang jago membuat assist juga kebanyakan tidak jago membuat gol.

Alhasil ketika seorang pemain bisa membuat gol dan assist yang sama banyaknya, maka pemain itu masuk dalam kategori pemain-pemain yang istimewa.

Nah di musim 2020/21 ini, Bleacher Report melansir ada beberapa pemain yang produktif mencetak gol dan assist. Per tanggal 4 Mei 2021, ada sembilan pemain yang mencetak gol dan assist masing-masing minimal 10.

Sebagai perhatian, jumlah gol dan assist ini berdasarkan di lima liga top Eropa. Jumlah gol dan assist tidak termasuk dengan jumlah gol dan assist masing-masing pemain di Liga Champions dan Liga Europa.

Siapa saja pemain-pemain 'gak ada obat' tersebut? Simak selengkapnya di bawah ini.


Harry Kane

Klub: Tottenham Hotspur
Usia: 27 tahun
Posisi: Striker
Jumlah Gol Liga (EPL): 21 Gol
Jumlah Assist Liga (EPL): 13 Assist


Bruno Fernandes

Klub: Manchester United
Usia: 26 tahun
Posisi: Gelandang Serang
Jumlah Gol Liga (EPL): 16 Gol
Jumlah Assist Liga (EPL): 11 Assist


Son Heung-Min

Klub: Tottenham
Usia: 28 tahun
Posisi: Winger
Jumlah Gol Liga (EPL): 16 Gol
Jumlah Assist Liga (EPL): 10 Assist


Romelu Lukaku

Klub: Inter Milan
Usia: 27 Tahun
Posisi: Striker
Jumlah Gol Liga (Serie A): 21 Gol
Jumlah Assist Liga (Serie A): 10 Assist


Thomas Muller

Klub: Bayern Munchen
Usia: 31 Tahun
Posisi: Penyerang
Jumlah Gol Liga (Bundesliga): 10 Gol
Jumlah Assist Liga (Bundesliga): 17 Assist


Memphis Depay

Klub: Olympique Lyon
Usia: 27 Tahun
Posisi: Penyerang
Jumlah Gol Liga (Ligue 1): 19 Gol
Jumlah Assist Liga (Ligue 1): 10 Assist


Iago Aspas

Klub: Celta Vigo
Usia: 33 Tahun
Posisi: Penyerang
Jumlah Gol Liga (La Liga): 13 Gol
Jumlah Assist Liga (La Liga): 11 Assist


Marcos Llorente

Klub: Atletico Madrid
Usia: 26 Tahun
Posisi: Gelandang
Jumlah Gol Liga (La Liga): 12 Gol
Jumlah Assist Liga (La Liga): 11 Assist


Lionel Messi

Klub: Barcelona
Usia: 33Tahun
Posisi: Gelandang
Jumlah Gol Liga (La Liga): 28 Gol
Jumlah Assist Liga (La Liga): 11 Assist

(Bleacher Report)

Ketika Man City Harumkan Nama Inggris di Eropa

11 Kemenangan, Man City Harumkan Nama Tim Inggris di UCL

Bola.net 2021-05-05 09:30:00
Manchester City bukan hanya melaju ke final Liga Champions. Pasukan Josep Guardiola sekaligus menorehkan catatan istimewa dalam perjuangan mereka di Liga Champions musim 2020/21 ini.

Manchester City bukan hanya melaju ke final Liga Champions. Pasukan Josep Guardiola sekaligus menorehkan catatan istimewa dalam perjuangan mereka di Liga Champions musim 2020/21 ini.

Rabu (5/5/2021), Man City menghajar PSG dengan skor 2-0 dalam duel leg kedua semifinal. Hasil ini melengkapi kemenangan 2-1 mereka di leg pertama.

Artinya, Guardiola menuntun timnya ke final dengan agregat 4-1. Mereka masih begitu perkasa musim ini, PSG sampai tidak berkutik dalam dua leg.

Karena itu, Man City layak dianggap sebagai favorit juara musim ini. Laju apik mereka sejak fase grup sudah membuktikan itu.


Total 11 kemenangan

Sejak fase grup Man City sudah dianggap sebagai favorit juara. Mereka begitu perkasa jadi juara Grup C.

Man City sudah menempuh 12 pertandingan sejauh ini dan berhasil memenangi 11 di antaranya. Kevin de Bruyne dkk. satu kali di tahan imbang Porto di fase grup.

Menurut Opta, 11 kemenangan ini adalah rekor terbaik oleh tim Inggris dalam satu musim Liga Champions.

11 Manchester City are the first English side to win 11 games in a single European Cup/Champions League campaign. Dominance. https://t.co/pdJHlXxPyc

Catatan Man City


Calon juara

Masih ada satu laga sisa, yakni duel final. Jika berhasil menang, Man City bukan hanya jadi juara, tapi memaksimalkan rekor jadi total 12 kemenangan.

Guardiola dan skuadnya masih harus menunggu hasil duel Chelsea vs Real Madrid, Kamis (6/5) nanti. Namun, siapa pun lawannya, Man City jelas masih jadi favorit.

Permainan pasukan Guardiola begitu sempurna. Petahanan tangguh, dengan kekuatan lini serang yang merata. Semua pemain bisa mencetak gol.

Sumber: UEFA, Opta

Antonio Conte dan Anak Emasnya di Inter Milan

15 'Anak Emas' Antonio Conte di Inter Milan: Tulang Punggung Meraih Scudetto Serie A

Bola.net 2021-05-03 10:16:00
Inter Milan resmi meraih gelar scudetto Serie A musim 2020/2021 ini. Sukses itu diraih pada pekan ke-34, usai menang atas Crotone dan di laga lain Atalanta gagal menang dari Sassuolo.

Inter Milan resmi meraih gelar scudetto Serie A musim 2020/2021 ini. Sukses itu diraih pada pekan ke-34, usai menang atas Crotone dan di laga lain Atalanta gagal menang dari Sassuolo.

Inter Milan mengakhiri dominasi Juventus yang meraih scudetto sembilan musim beruntun. Di balik sukses ini, nama Antonio Conte mendapat banyak pujian karena mampu membangun tim yang solid.

Conte punya andil besar atas gelar scudetto Inter. Namun, Conte tidak bekerja seorang diri. Conte didukung pemain yang punya kualitas dan performa bagus sepanjang musim 2020/2021.

Berikut adalah 'anak emas' alias pemain yang paling sering dimainkan Conte di Inter Milan musim 2020/2021:


Roberto Gagliardini

Gagliardini menjadi pemain yang selalu bisa diandalkan Antonio Conte, walau tak selalu masuk starting XI. Pemain 27 tahun itu lebih sering tampil sebagai pengganti. Tapi, perannya tetap vital bagi Inter Milan.

Pemain yang sudah membela Inter sejak 2017 itu memainkan 31 laga pada musim 2020/2021. Gagliardini mampu mencetak dua gol dan dua assist untuk Inter Milan.


Matteo Darmian

Inter Milan tidak sia-sia membeli Matteo Darmian dari Parma pada awal musim 2020/2021 ini. Sebab, walau kesulitan di awal musim, Darmian kemudian jadi pemain penting di paruh kedua.

Darmian menjadi kekuatan utama Inter di sisi bek sayap, bersama Hakimi. Darmian telah memainkan 31 laga di semua ajang untuk Inter, dengan empat gol dan tiga assist.


Christian Eriksen

Eriksen menjadi pesakitan di awal musim. Namun, belakangan playmaker asal Denmark itu mampu menjadi pemain penting bagi Inter Milan. Walau tak selalu bermain penuh, dia mampu mendapat tempat di tim utama.

Sejauh ini, Eriksen telah memainkan 31 laga di semua kompetisi. Mantan pemain Tottenham itu mencetak tiga gol. Salah satu golnya tercipta ke gawang Crotone. Gol yang membuat Inter berpesta.


Ashley Young

Fans Inter Milan mungkin tak melihat Ashley Young sebagai sosok penting. Namun, sebelum performa Matteo Darmian membaik, Young adalah andalan Inter untuk posisi bek sayap kiri.

Pemain asal Inggris itu telah memainkan 31 laga di semua kompetisi. Young membuat tiga assist untuk Inter Milan. Akan tetapi, faktor usia membuat Young mengalami penurunan performa pada fase akhir musim.


Alexis Sanchez

Sanchez bukan pemain inti di Inter Milan. Namun, dia menjadi pemain yang bisa mengubah jalannya laga ketika dimainkan. Sanchez adalah super-sub mewah yang dimiliki Conte di Inter Milan.

Dari 27 laga yang dimainkan di Serie A, Sanchez 17 kali tampil sebagai pengganti. Sanchez sejauh ini mampu mencetak lima gol dan membuat lima assist. Bukan kontribusi yang buruk tentunya.

Sementara, total laga yang dimainkan Sanchez mencapai 35 laga.


Milan Skriniar

Skriniar menjadi satu dari tiga bek tengah andalan Antonio Conte pada musim 2020/2021. Bek berusia 26 tahun itu memainkan 37 laga di semua kompetisi, 30 di antaranya di ajang Serie A.

Skriniar sangat kuat dalam duel udara. Dia juga punya tekel yang bagus. Skriniar juga bisa membantu Inter mencetak gol lewat situasi set-piece. Sejauh ini, dia telah mencetak tiga gol.


Alessandro Bastoni

Bastoni menjadi pemain yang tampil melebih ekspektasi pada musim 2020/2021. Bek 22 tahun itu menjadi andalan di lini belakang dan bermain sangat solid. Bastoni hanya absen pada empat laga di Serie A.

Bastoni telah memainkan 38 laga di semua kompetisi.

Salah satu kelebihan Bastoni adalah kemampuan melepas umpan. Hal ini sangat cocok untuk skema tiga bek yang dipakai Conte. Bastoni bisa melakukan build-up dengan sangat baik.


Ivan Perisic

Perisic sempat tidak masuk dalam rencana Conte pada musim 2019/2020 lalu. Namun, winger 32 tahun kini memainkan peran yang penting. Perisic acap kali jadu super sup bagi Inter Milan di babak kedua.

Perisic memainkan 39 laga untuk Inter Milan di semua kompetisi. Eks pemain Bayern Munchen itu mencatatkan empat gol dan lima assist. Catatan yang bagus untuk pemain yang tidak selalu tampil penuh.


Marcelo Brozovic

Brozovic ibarat 'unsung hero' bagi Inter Milan. Namanya mungkin tak banyak dibahas jika dibanding Lukaku, Hakimi, Handanovic, maupun Eriksen. Tapi, Brozovic sangat vital di lini tengah Inter.

Brozovic menjadi pemain yang selalu bisa diandalkan. Brozovic telah memainkan 39 laga di semua kompetisi. Sejauh ini, pemain asal Kroasia itu mampu mencetak satu gol dan membuat sembilan assist.


Achraf Hakimi

Hakimi baru bergabung pada awal musim 2020/2021. Inter membayar mahal untuk bisa membeli pemain asal Maroko. Hakimi pun membayar harga mahal itu dengan performa konsisten sepanjang musim.

Hakimi memberi peningkatan yang signifikan bagi Inter di posisi bek sayap. Hakimi bisa bermain sebagai bek sayap kanan maupun kiri. Sejauh ini, mantan pemain Dortmund telah mencetak tujuh gol dan delapan assist dari 41 laga yang dimainkan.


Romelu Lukaku

Transfer Lukaku memberi dampak besar bagi Inter Milan. Lukaku segera menjadi mesin gol dan sangat menentukan bagi Inter Milan. Lukaku pun sangat diandalkan Conte untuk mengisi lini depan.

Musim ini, Lukaku memainkan 41 laga di semua kompetisi. Pemain asal Belgia itu telah mencetak 27 gol dan sembilan assist untuk Inter Milan. Kontribusi yang patut mendapat apresiasi besar dari fans Inter.


Stefan de Vrij

Inter Milan menjadi tim dengan jumlah kebobolan paling minim di Serie A musim 2020/2021. Catatan ini tidak lepas dari performa apik Stefan de Vrij sebagai bek tengah.

Pemain asal Belanda itu tampil sangat konsisten. Dia sangat kuat dalam duel satu lawan satu. De Vrij juga sangat jarang mendapat kartu hingga harus absen karena akumulasi kartu.

Sejauh ini, bek berusia 29 tahun telah memainkan 41 laga di semua kompetisi.


Nicolo Barella

Barella secara mengejutkan jadi pemain dengan penampilan paling banyak ketiga di Inter Milan. Gelandang 23 tahun itu telah memainkan 43 laga di semua kompetisi. Dia jadi 'anak emas' Conte.

Peforma Barella sangat stabil musim ini. Dia hanya sekali absen di Serie A. Barella pun mencatatkan tiga gol dan enam assist. Barella sangat layak menjadi utama di lini tengah Inter Milan.


Lautaro Martinez

Martinez punya peran yang amat vital di lini depan Inter. Bukan hanya sebagai duet Romelu Lukaku, Martinez juga tampil bagus dengan catatan gol dan assist yang dibuatnya.

Pemain asal Argentina itu telah memainkan 44 laga untuk Inter Milan di semua ajang. Martinez mampu mencetak 17 gol dan enam assist. Dalam hal jumlah gol, Martinez hanya kalah dari Lukaku saja.


Samir Handanovic

Handanovic menjadi pemain yang tidak tergantikan di Inter Milan, hingga pekan ke-34 Serie A. Handanovic selalu terlibat dalam setiap menit yang dijalani Inter hingga meraih scudetto.

Performa kiper berusia 36 tahun itu sangat apik. Sejauh ini, dia baru kebobolan 29 gol dari semua laga. Handanovic jadi pemain kunci di balik sukses Inter Milan mengakhiri dominasi Juventus.

Handanovic telah memainkan 44 laga di semua kompetisi sejauh ini.

*Data penampilan semua pemain diambil hingga 3 Mei 2021.

Sumber: Transfermarkt

Korban Allegri di Juventus, Gimana Kabarnya?

Sikat Real Madrid, Chelsea Tembus Final

Man City ke Final Liga Champions, Apa Istimewanya?

Final UCL Pertama dan Sederet Catatan Istimewa Manchester City!

Bola.net 2021-05-05 05:02:00
Josep Guardiola akhirnya berhasil menuntun Manchester City ke final Liga Champions 2020/21. Ini adalah pengalaman pertama Man City di panggung tertinggi Eropa.

Josep Guardiola akhirnya berhasil menuntun Manchester City ke final Liga Champions 2020/21. Ini adalah pengalaman pertama Man City di panggung tertinggi Eropa.

Rabu (5/5/2021), Man City tampil tangguh untuk menundukkan PSG dengan skor 2-0 dalam duel leg kedua semifinal. Kevin De Bruyne dkk. lolos dengan agregat 4-1 usai menang 2-1 di leg pertama lalu.

Kemenangan ini membuktikan status pasukan Guardiola sebagai favorit juara musim ini. Man City tak terkalahkan sejak fase grup dan kini melangkah dengan meyakinkan ke final.


Final pertama!

Sebelumnya, riwayat Man City di Liga Champions tidak cukup baik dan selalu terhenti di fase gugur. Kini Guardiola dan skuadnya sudah melewati catatan buruk itu untuk pertama kalinya.

Man City bisa mengatasi tekanan dan ketegangan mereka. Tim tetap fokus bermain ketika PSG sudah hilang kontrol. Karena itu kemenangan ini layak untuk Man City.

MAN CITY ARE GOING TO THEIR FIRST UCL FINAL pic.twitter.com/cZdvontBZ5

Mencapai final pertama dalam sejarah klub adalah catatan istimewa untuk Guardiola dan skuadnya. Terlebih, mereka juga jadi favorit juara untuk musim ini.

Artinya bukan hanya final pertama, Guardiola bisa jadi memberikan trofi Liga Champions pertama pula.


Tim Inggris ke-9 di final

9 - Manchester City are the ninth different English team to reach the European Cup/Champions League final; three more than any other nation (Germany and Italy 6 sides). Lions.


11 kemenangan dalam semusim

11 Manchester City are the first English side to win 11 games in a single European Cup/Champions League campaign. Dominance. https://t.co/pdJHlXxPyc

Sumber: UEFA, Opta

Bajak Manchester United, Mou?

Tujuh Pemain Manchester United yang Bisa Susul Jose Mourinho ke AS Roma

Bola.net 2021-05-05 19:24:00
Di Manchester United, ada beberapa pemain yang berpotensi digaet Mourinho untuk memperkuat Il Lupi musim depan.

Jose Mourinho resmi ditunjuk menjadi manajer baru AS Roma. Penunjukkan Mourinho sebagai manajer baru Roma ini bisa berdampak kepada Manchester United.

Mourinho resmi menggantikan Paulo Fonseca sebagai manajer AS Roma per hari Selasa (4/5) malam kemarin. Ia ditunjuk untuk menjadi manajer Il Lupi yang baru hanya selang beberapa jam usai pengumuman perpisahan Fonseca.

Di AS Roma, Mourinho akan mendapatkan tantangan yang besar. Pasalnya musim depan AS Roma dipastikan tidak bisa bermain di UCL dan mereka juga kini terancam gagal masuk Liga Europa.

Demi memperbaiki 'kekacauan' ini, Jose Mourinho perlu mengupgrade skuatnya di musim panas nanti. Namun dengan pandemi corona, AS Roma tidak punya banyak dana melimpah untuk transfer pemain.

Namun ada beberapa opsi yang bisa diambil Mourinho untuk memperkuat timnya. Salah satunya adalah mendatangkan pemain dari mantan-mantan klubnya.

Di Manchester United, ada beberapa pemain yang berpotensi digaet Mourinho untuk memperkuat Il Lupi musim depan. Siapa saja mereka? Yuk intip di bawah ini.


Nemanja Matic

Nama pemain MU pertama yang bisa menyusul Mourinho ke AS Roma adalah Nemanja Matic.

Matic dikenal memiliki hubungan yang baik dengan Mourinho. Ia bahkan rela pindah dari Chelsea di tahun 2017 demi bergabung dengan Mourinho.

Matic sendiri saat ini minim jam bermain di MU, dan kontraknya akan habis di tahun depan. Jadi ada kesempatan bagi sang gelandang menyusul The Special One ke Ibukota Italia.


Diogo Dalot

Salah satu talenta muda berbakat MU yang bisa bergabung dengan Mourinho di AS Roma adalah Diogo Dalot.

Sejak awal musim kemarin, Dalot disekolahkan Solskjaer ke AC Milan. Namun ia dilaporkan tidak masuk rencana sang manajer, karena Ole dirumorkan ingin membeli bek kanan baru.

Dalot sendiri tampil dengan baik di AC Milan musim ini. Jadi jika Mourinho tertarik mendatangkan Dalot, sang bek tidak akan kesulitan untuk langsung tampil menggebrak.


Axel Tuanzebe

Pemain muda lain yang bisa dicomot Jose Mourinho adalah Axel Tuanzebe.

Produk akademi Manchester United itu mendapatkan debut profesionalnya di bawah Jose Mourinho. Namun di era Solskjaer, ia minim mendapatkan jam bermain.

Jika Mourinho tertarik untuk memperkuat lini pertahanannya, Tuanzebe bisa jadi opsi yang menarik. Mengingat sang bek tampil apik ketika dipinjamkan ke Aston Villa.


Sergio Romero

Pemain MU berikutnya yang bisa didatangkan Mourinho ke AS Roma adalah Sergio Romero.

Sepanjang ia menangani MU, Romero menjadi kiper kedua andalan sang manajer. Kiper asal Argentina itu menjadi sosok yang membawa MU memenangkan trofi Liga Europa di tahun 2017 silam.

Kontrak Romero bersama MU akan habis di musim panas nanti. Romero juga pernah bermain cukup lama di Serie A sehingga ia bisa menjadi aset yang berharga untuk Roma.


Jesse Lingard

Salah satu pemain 'pesakitan' Manchester United yang bisa diboyong Mourinho ke Roma adalah Jesse Lingard.

Lingard tidak banyak mendapatkan kesempatan bermain di era Ole Gunnar Solskjaer. Namun ia tampil impresif bersama West Ham.

Bagi yang lupa, Lingard adalah salah satu pemain andalan Jose Mourinho, terutama di musim 2016/17 sebelum ia mengalami cedera. Jadi Mourinho tahu betul cara memaksimalkan performa sang pemain.


David De Gea

Sergio Romero bukan satu-satunya kiper MU yang bisa diboyong Mourinho ke AS Roma. Sosok David De Gea juga bisa diboyong Mourinho ke Ibukota Italia.

Ini dikarenakan De Gea kini tersingkir dari tim utama MU. Semenjak Solskjaer lebih suka memainkan Dean Henderson sebagai kiper utama MU.

Namun ada kendala bagi Roma untuk merekrut De Gea karena sang kiper memiliki gaji yang sangat mahal.


Juan Mata

Pemain terakhir yang bisa menyusul Jose Mourinho ke Olimpico Stadium adalah Juan Mata.

Di Chelsea, Mata memang dirumorkan punya hubungan yang buruk dengan sang manajer. Namun di MU hubungan keduanya membaik.

Kontrak Mata di MU akan berakhir di musim panas nanti. Jika Mourinho butuh tambahan playmaker di timnya, Mata bisa menjadi opsi yang bagus.

Niatnya Pesta, Tapi Kok?

Pesta Skuad Barcelona di Rumah Lionel Messi Diduga Langgar Prokes, La Liga Gelar Penyelidikan

Bola.net 2021-05-05 08:08:00
La Liga dikabarkan menggelar penyelidikan terhadap Lionel Messi dan Barcelona terkait pesta yang dilakukan skuad Blaugrana di rumah La Pulga, Senin (3/5/2021) malam waktu setempat.

La Liga dikabarkan menggelar penyelidikan terhadap Lionel Messi dan Barcelona terkait pesta yang dilakukan skuad Blaugrana di rumah La Pulga, Senin (3/5/2021) malam waktu setempat.

Seperti diberitakan sebelumnya, kala itu Messi mengundang rekan setimnya termasuk pasangan mereka masing-masing ke rumahnya. Pertemuan tersebut kabarnya dilakukan sebagai ajang menyatukan motivasi di sisa musim.

Kabar lain menyebutkan bahwa pesta tersebut digelar untuk merayakan gelar juara Copa del Rey yang beberapa waktu lalu mereka rengkuh. Anggapan ini terlhat dari adanya video yang menunjukkan skuad Barcelona melantangkan chant, 'Campeone, Campeone'.


Langgar Protokol Kesehatan?

Kini, ESPN menyebut bahwa operator kompetisi La Liga menganggap ada kemungkinan skuad Barcelona melanggar protokol kesehatan Covid-19 yang berlaku di wilayah Catalonia.

Dalam aturan yang berlaku di Catalonia, hanya enam orang yang diperkenankan menggelar pertemuan secara indoor atau outdoor dalam satu waktu.

La Liga pun kini tengah mencoba untuk mengumpulkan lebih banyak informasi terkait pesta di rumah Messi ini. Jika terbukti melanggar protokol kesehatan, maka Messi dan Barcelona bisa dikenai sanksi.


Duduk di Meja Terpisah

Sementara itu, ESPN juga menyebut bahwa kebanyakan dari pemain duduk bersama pasangan mereka masing-masing di meja terpisah di area taman dari rumah Messi.

Mei 2020 lalu, empat pemain Sevilla menjadi soroyan setelah mereka menghadiri pesta barbekyu. Mereka pun akhirnya meminta maaf atas kejadian tersebut.

Sumber: ESPN

Kisah Pilu Andriy Shevchenko

Kisah Pilu Eks AC Milan, Andriy Shevchenko: Semua Teman Saya di Kiev Telah Mati

Bola.net 2021-05-04 06:33:00
Selama ini, publik hanya menyaksikan kesuksesan Andriy Shevchenko ketika mengenakan seragam AC Milan beberapa tahun yang lalu. Namun tidak banyak yang tahu kalau pria berdarah Ukraina tersebut memiliki kisah pilu di masa lalu.

Selama ini, publik hanya menyaksikan kesuksesan Andriy Shevchenko ketika mengenakan seragam AC Milan beberapa tahun yang lalu. Namun tidak banyak yang tahu kalau pria berdarah Ukraina tersebut memiliki kisah pilu di masa lalu.

Shevchenko banyak bercerita soal kehidupannya dalam buku terbarunya bertajuk 'La Mia Vita, Il Mio Calcium'. Buku tersebut ditulis oleh penulis kenamaan bernama Alessandro Alciato.

Buku tersebut berisikan banyak kisah tentang kehidupan Shevchenko di luar pamornya sebagai salah satu pemain tersukses dalam sejarah Ukraina. Termasuk ketika dirinya masih kanak-kanak.

Sebagai informasi, ketika masih kecil, Shevchenko kecil dan keluarganya bermukim 200 meter dekat Chernobyl. Tempat di mana kejadian memakan banyak korban jiwa akibat ledakan reaktor nuklir pada tahun 1986 lalu.

Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.


Kisah Pilu Tragedi Chernobyl

Shevchenko adalah saksi hidup kejadian tragis tersebut. Dan pria yang sekarang menjabat sebagai pelatih Timnas Ukraina tersebut masih bisa merasakan sakit akibat paparan ledakan nuklir dari Chernobyl.

"Saya masih berusia 10 tahun, saya bersenang-senang bermain sepak bola di mana saja, mereka membawa saya ke akademi Dynamo Kiev," kenang Shevchenko saat diwawancarai oleh Corriere della Sera.

"Kemudian reaktor 4 meledak dan mereka mengenai kami semua. Saya masih bisa merasakan sakitnya, bus dari USSR tiba dan membawa anak-anak berumur antara 6 dan 15 tahun. Saya berada 1500 kilometer dari rumah dan masih ingat kehidupan seperti dalam film," lanjutnya.


Tragedi Menyesatkan Teman-teman Shevchenko

Beberapa temannya yang turut merasakan kejadian tersebut kini telah tiada. Namun bukan dikarenakan paparan radiasi dari ledakan reaktor nuklir, melainkan disebabkan oleh kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang.

"Di lingkungan saya, teman saya mulai berkurang. Semua teman saya telah mati, bukan dikarenakan radiasi, melainkan dari alkohol, obat-obatan terlarang atau masalah dengan senjata," kata Shevchenko lagi.

Walau tidak secara langsung, namun ledakan reaktor nuklir tersebut juga bisa disangkut pautkan dengan kematian teman-teman Shevchenko. Sebab kejadian tersebut menciptakan krisis besar di Ukraina.

"Retakan di tembok Uni Soviet semakin besar, dunia yang kami tahu sedang runtuh, dan seperti semua orang, teman-teman saya tak lagi percaya pada apapun dan tersesat. Hanya cinta orang tua dan sepak bola yang menyelamatkan saya," tutupnya.

(Corriere della Sera - via Marca)

Ruben Dias, Kamu Terlalu Tangguh

Ruben Dias, Kamu Terlalu Tangguh!

Bola.net 2021-05-05 06:20:00
Terjawab sudah alasan Josep Guardiola mati-matian mengusahakan transfer Ruben Dias musim panas lalu. Jawabannya ada di semifinal Liga Champions musim 2020/21 ini.

Terjawab sudah alasan Josep Guardiola mati-matian mengusahakan transfer Ruben Dias musim panas lalu. Jawabannya ada di semifinal Liga Champions musim 2020/21 ini.

Rabu (5/5/2021), Man City menaklukkan PSG dengan skor 2-0 dalam duel leg kedua semifinal. Guardiola dan skuadnya berhak melangkah ke final dengan agregat 4-1, masih terlalu tangguh.

Tentu pujian layak diberikan pada Riyad Mahrez yang mencetak dua gol di Etihad Stadium tadi. Bahkan, Mahrez mencetak total tiga gol ke gawang PSG di semifinal kali ini.

Namun, selain Mahrez, ada satu pemain lain yang tampil sangat menonjol: Ruben Dias.


Terlalu tangguh!

Ruben Dias vs. PSG:

100% tackles won
90% pass accuracy
3 clearances
3 blocks

MOTM performance from the 23-year-old pic.twitter.com/zj7wXE1qJQ

Dias adalah salah satu pembelian Guardiola musim panas lalu dan kini terjawab mengapa Dias jadi target utama Pep. Kehadirannya benar-benar mendongkrak kualitas pertahanan Man City.

Dias baru 23 tahun, tapi usia bukan ukuran performa. Dia benar-benar membungkam Mauro Icardi di laga ini dan memaksa Neymar frustrasi membuang peluang.

Menariknya, cara bertahan Dias cukup unik. Dia tidak banyak membuat tekel atau intersep, tapi memosisikan tubuhnya untuk membatasi dan menghalangi pergerakan lawan.

Di leg pertama lalu Dias berhasil membungkam ancaman Kylian Mbappe. Kini dia bisa menetralisir permainan Neymar dan menjaga gawang Man City tak kebobolan.


Modal calon juara

Pep Guardiola strongly wanted Ruben Dias last summer as the perfect centre-back suggested to the board, thats why Manchester City agreed to spend 54M + Otamendi to sign him... and what a signing. #MCFC

Pertandingan dimenangkan dengan gol, tapi gelar juara diraih dengan pertahanan tangguh. Ini prinsip yang diakui oleh semua pelatih dan Guardiola jelas menerapkannya dalam tim.

Man City bisa dibilang memiliki salah satu kualitas lini pertahanan terbaik di ERopa saat ini. Duet Dias dan Stones nyaris tidak tertembus.

Karena itu, Man City seharusnya sudah punya segalanya untuk jadi juara. Kini mereka melangkah ke final, satu kemenangan lagi untuk meraih trofi impian.

Tentu peluang juara Man City juga tergantung pada lawan yang dihadapi. Kamis (6/5) besok ada Chelsea dan Real Madrid yang berebut satu slot sisa.

Sumber: Whoscored, Bola