Magis Mancini

Magis Mancini di Timnas Italia: 2018 Gagal Lolos Piala Dunia, 2021 Juara Euro

Bola.net 2021-07-12 10:43:00
Roberto Mancini ditunjuk sebagai pelatih timnas Italia pada Mei 2018

Roberto Mancini ditunjuk sebagai pelatih timnas Italia pada Mei 2018. Saat itu, situasi sepak bola Italia sedang kacau karena mereka baru saja gagal lolos ke Piala Dunia 2018. Tapi, di tangan Mancini, kini Italia juara Euro 2020.

Italia menjadi juara Euro 2020 usai mengalahkan Inggris di final, Senin (12/7/2021) dini hari WIB. Pada duel di Wembley itu, Italia menang lewat babak adu penalti usai bermain imbang 1-1 pada waktu normal dan tambahan waktu.

Bagi Italia, gelar juara ini terasa sangat heroik. Sebab, Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2018. Italia dalam kondisi yang kusut karena kegagalan itu. Lalu, Mancini ditunjuk sebagai pelatih. Dari situlah awal kebangkitan sepak bola Italia dimulai.

Simak kronik kebangkitan timnas Italia bersama Roberto Mancini di bawah ini ya Bolaneters.


Awal yang Sulit

Mancini memulai kiprahnya di Italia dengan tidak meyakinkan. Italia 'hanya' menag 2-1 atas Arab Saudi. Mario Balotelli jadi pencetak gol pertama timnas Italia pada era Mancini.

Empat hari setelah kemenangan itu, Italia kalah. Italia kalah dari Prancis dengan skor 3-1. Langkah Italia makin nampak tidak meyakinkan.

Kemenangan baru kembali didapat saat Italia berjumpa Polandia di UEFA Nations League, Oktober 2018. Italia menang 1-0 lewat gol yang dicetak Cristiano Biraghi. Momen inilah yang kemudian membawa Italia terbang tinggi.


34 Laga Tanpa Kekalahan

Di bawah kendali Mancini, Italia menjadi tim yang solid. Jauh sebelum Euro 2020, Italia sudah menunjukkan tanda-tanda bakal tampil bagus. Kini, selain juara, Italia juga tidak terkalahkan pada 34 laga beruntun.

Italia terakhir kali kalah pada November 2018 lalu. Saat itu, Italia kalah dari Portugal dengan skor 1-0 lewat gol Andre Silva. Setelah itu, laju Gli Azzurri tidak terbendung. Bahkan, saat melawan tim-tim terbaik seperti Belgia dan Spanyol.


Selanjutnya, Piala Dunia 2022?

Roberto Mancini punya kontrak jangka panjang dengan Italia. Dia masih akan melatih Italia hingga 2026. Mancini punya kesempatan untuk mempertahankan gelar juara Euro yang diraihnya saat ini, empat tahun ke depan.

Namun, target jangka pendek Italia adalah Piala Dunia 2022 di Qatar. Italia punya peluang besar karena sebagian besar pemain mereka di Euro 2020 diprediksi masih bisa tampil di Piala Dunia tahun depan.

Namun, tugas itu tidak akan mudah. Berdasar catatan sejarah, hanya ada dua negara yang mampu juara Euro disusul juara Piala Dunia. Dua negara itu adalah Jerman Barat [Euro 1972 dan Piala Dunia 1974] dan Spanyol [Euro 2008 dan Piala Dunia 2010].

So, mampukah Italia mengikuti jejak kedua negara itu?


Statistik Mancini di Timnas Italia

Berikut adalah catatan statistik Roberto Mancini bersama timnas Italia:

Sumber: Transfermarkt

Mancini Sang Maestro, Southgate yang Aneh

Pemenang dan Pecundang Final Euro 2020: Maestro Mancini, Southgate yang Aneh!

Bola.net 2021-07-12 06:11:00
Italia sukses menjadi juara Euro 2020 berkat kecerdikan taktik Roberto Mancini

Italia sukses menjadi juara Euro 2020. Pada laga final yang digelar di Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB, Italia menang lewat babak adu penalti atas sang 'tuan rumah' Inggris.

Laga antara Italia vs Inggris berjalan sengit dan seimbang. Inggris unggul cepat lewat gol Luke Shaw di menit ke-2, tapi Italia berhasil bangkit menyamakan kedudukan melalui Leonardo Bonucci di menit ke-67.

Skor 1-1 terkunci selama 120 menit, laga pun harus dilanjutkan ke babak adu penalti. Inggris bermain di kandang sendiri, sayangnya tiga eksekutor mereka gagal, Italia jadi juara dengan skor penalti 3-2.

Lantas, siapa pemain yang tampil layaknya pemenang dan pecundang pada final Euro 2020? Simak di bawah ini ya Bolaneters.


Pemenang - Gianluigi Donnarumma

Donnarumma menjadi pahlawan bagi Italia. Kiper berusia 22 tahun itu bermain gemilang, baik pada waktu normal maupun babak adu penalti. Donnarumma memang kebobolan, tapi itu situasi yang sulit baginya.

Pada babak adu penalti, Donnarumma sukses menggagalkan tendangan Jadon Sancho dan Bukayo Saka, dua penendang terakhir Inggris. Momen yang krusial bagi Italia hingga akhirnya menjadi juara Euro 2020.

Donnarumma pun terpilih sebagai pemain terbaik Euro 2020.


Pecundang - Nico Barella

Barella selama ini bisa jadi pembeda bagi Italia. Barella punya kemampuan melihat ruang kosong di pertahanan lawan. Dia juga bisa mengubah arah serangan dengan baik. Namun, itu tidak nampak cukup bagus di final.

Barella kesulitan menghadapi duet Kalvin Phillips dan Declan Rice. Barella sempat membuat satu umpan kunci, tapi selebihnya dia tenggelam. Penggantinya, Bryan Cristante, justru tampil lebih bagus bagi Italia.


Pemenang - Giorgio Chiellini

Chiellini menunjukkan kualitas teknis dan pengalaman sebagai salah satu bek terbaik Italia, mungkin juga dunia. Chiellini dengan tenang memimpin Italia yang kebobolan pada menit ke-2 dan mampu bangkit.

Salah satu momen penting yang dilakukan Chiellini adalah ketika melanggar Bukayo Saka pada menit 90+6. Ini adalah momen yang krusial. Chiellini melakukan hal yang kotor, tapi sangat penting bagi Italia.

Chiellini kalah cepat dan menarik Saka. Dia mendapat kartu kuning. Tapi, Italia terhindar dari potensi kebobolan di menit akhir. Cerdas bukan?


Pecundang - Marcus Rashford

Di Manchester United, sebelum Bruno Fernandes datang, Marcus Rashford adalah penendang penalti utama. Jadi, sangat wajar jika menilik keputusan Southgate untuk memainkan Rashford jelang babak adu penalti.

Namun, Rashford gagal menjawab kepercayaan itu dengan baik. Tendangan Rashford memang berhasil mengecoh Donnarumma, tapi gagal menjadi gol. Rashford pun menjadi awal dari cerita kegagalan Inggris di babak adu penalti.


Pemenang - Marco Verratti

Verratti memang tidak bermain penuh pada final Euro 2020. Namun, dia menunjukkan performa yang solid. Ada dua kemungkinan mengapa Verratti diganti, pergantian taktik dan faktor stamina. Bukan karena performa buruk.

Verratti sangat dominan di lini tengah. Verratti acap kali turun dan sejajar dengan Jorginho untuk memulai serangan. Verratti punya 127 kali sentuhan bola selama 90 menit laga, sama dengan jumlah yang dilakukan oleh Kalvin Phillips, Declan Rice, Mason Mount dan Jordan Henderson.


Pecundang - Ciro Immobile

Immobile melanjutkan performa buruknya di final Euro 2020. Pemain 31 tahun nampak kesulitan meladeni tantangan Harry Kane dan Jonh Stones. Immobile pun harus ditarik keluar pada babak kedua.

Immobile tidak sekalipun melakukan sentuhan bola di dalam kotak penalti Inggris. Immobile sempat melepas satu shots, tetapi tidak mengancam. Immobile jadi titik lemah Italia pada babak pertama.


Pemenang - Leonardo Bonucci

Bonucci menyelamatkan asa Italia untuk menjadi juara Euro 2020 lewat golnya pada menit ke-67. Gol yang sangat penting bagi Italia, yang kemudian membawa trofi Euro 2020 ke Roma.

Bonucci juga sangat solid di lini belakang. Bonucci sangat tenang saat menguasai bola. Dia dengan telaten melakukan build-up dan menunggu ada celah di lini permainan Inggris. Bonucci adalah pemain yang paling sering melepas umpan, 132 kali.

Bonucci pun menjadi Man of the Match final Euro 2020.


Pecundang - Raheem Sterling

Sterling tenggelam di laga final. Trik-trik yang biasa dia pakai nampak sia-sia di hadapan dua bek senior, Bonucci dan Chiellini. Tidak banyak ancaman yang bisa dilakukan Sterling, bahkan tidak ada sama sekali.

Sterling tidak melepaskan satu pun shots pada final Euro 2020.

Sterling sebenarnya menunjukkan efford yang bagus dalam melakukan pressing. Dia melakukan tiga tekel sukses. Namun, sebagai winger atau bahkan penyerang, Sterling nampak mati kutu pada laga ini.


Pemenang - Federico Chiesa

Chiesa nampak sangat kecewa saat harus ditarik keluar pada menit ke-86 karena cedera. Namun, sebelum petaka itu datang, Chiesa menunjukkan permainan yang sangat bagus.

Pada babak pertama, Chiesa adalah satu-satunya pemain Italia yang bisa membahayakan pertahanan Inggris. Chiesa adalah pemain Italia dengan jumlah dribel paling banyak di final Euro 2020. Chiesa juga melepas tiga shots.


Pecundang - Mason Mount

Mount tampil bagus pada babak pertama. Dia menjaga ruang antarlini dan memastikan distribusi bola Italia tidak berjalan baik. Namun, Mount tidak melakukan aksi signifikan saat mendapat bola.

Mount hanya 23 kali melepas umpan, salah satu yang paling sedikit dibanding pemain Inggris lain. Lalu, kesalahan fatal dilakukan Mount ketika kalah duel dengan Marco Verratti pada proses gol Bonucci.


Pemenang - Dominico Berardi

Berardi dimainkan pada menit ke-55, menggantikan Ciro Immobile. Berardi memberi banyak perbedaan bagi permainan Italia. Dia acap kali bertukar posisi dengan Chiesa dan itu menyulitkan bagi pemain Inggris.

Berardi menjadi penendang pertama Italia pada babak adu penalti dan menjalankan tugasnya dengan sempurna. Berardi memberikan kepercayaan diri yang sangat dibutuhkan Italia pada babak adu penalti.


Pecundang - Harry Kane

Harry Kane lagi-lagi gagal meraih trofi. Namun, kali ini Kane tampil cukup bagus. Kane tidak sepenuhnya tampil buruk. Dia punya peran penting untuk serangan Inggris.

Namun, Kane terlalu sering turun ke tengah. Pemain 27 tahun itu tidak mencatatkan satu pun shots sepanjang laga. Kane melupakan tugas utamanya sebagai penyerang yakni untuk menebar ancaman ke gawang lawan.


Pemenang - Jorginho

Jorginho memang gagal pada babak adu penalti, di mana dia tidak memakai teknik melompat saat menendang. Namun, secara umum, performa gelandang 29 tahun itu sangat baik.

Jorginho membuktikan bahwa teknik bisa mengalahkan fisik. Jorginho punya penempatan posisi yang bagus di lini tengah untuk menghindari pressing gelandang Italia. Bersama Verratti, dia jadi mesin permainan Italia.


Pecundang - Jadon Sancho

Jadon Sancho diharapkan bisa jadi penentu pada babak adu penalti. Dia punya reputasi yang bagus di Dortmund. Sancho adalah pemain yang tenang dan punya pengambilan keputusan bagus.

Namun, segala atribut positif itu tidak nampak di babak adu penalti. Sancho gagal menjalankan tugasnya. Eksekusinya dengan mudah ditepis Gianluigi Donnarumma.


Pemenang: Luke Shaw

Luke Shaw bermain sangat baik pada laga final Euro 2020. Dia menjalankan tugas dengan apik untuk memberi pengawalan pada Chiesa. Shaw membuat Chiesa harus bergerak ke sisi kiri untuk bisa mendapat peluang.

Shaw kemudian juga mencetak satu gol yang sempat melambungkan harapan timnas Inggris meraih gelar juara. Shaw juga mampu beradaptasi dengan baik ketika Southgate mengganti formasi dari 3-4-3 menjadi 4-3-3.


Pemenang - Roberto Mancini

Sekali lagi, Italia di bawah kendali Mancini menunjukkan kapasitasnya. Italia sempat kesulitan pada babak pertama. Trio penyerang mereka terisolasi dan duo bek sayap tidak punya ruang untuk menyerang.

Pada babak kedua, Mancini memainkan Bryan Cristante dan Dominico Berardi. Masuknya dua pemain ini mengubah jalannya lagi bagi Italia. Serangan Italia pun jadi lebih hidup. Keputusan yang brilian dari Mancini.


Pecundang - Gareth Southgate

Southgate memulai laga dengan sangat bagi. Dia memakai formasi 3-4-3 untuk meredam sisi sayap Italia. Semua berjalan baik pada babak pertama. Namun, di babak kedua, dia tidak merespon pergantian taktik Italia.

Southgate membuat keputusan yang 'aneh' di babak adu penalti. Jordan Henderson diganti, Jack Grealish tidak menendang. Dia justru memberi kepercayaan pada Bukayo Saka yang masih minim pengalaman menjalani laga-laga krusial sebagai penendang kelima.

Sumber: Bola

Tangisan Mancini dan Pelukan Vialli

Momen Mancini Menangis di Pelukan Gianluca Vialli: Persahabatan di Atas Segalanya!

Bola.net 2021-07-12 14:16:00
Roberto Mancini menikmati momen yang emosional usai membawa timnas Italia juara Euro 2020

Roberto Mancini menikmati momen yang emosional usai membawa timnas Italia juara Euro 2020. Mancini menangis di pelukan sang sahabat, Gianluca Vialli yang juga masuk dalam staf kepelatihan Italia.

Italia menjadi juara Euro 2020 dengan mengalahkan Inggris di final. Pada laga yang digelar di Stadion Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB, Italia menang lewat babak adu penalti.

Laga berakhir imbang 1-1 pada waktu normal, begitu juga pada extra time. Gol cepat Luke Shaw dibalas Leonardo Bonucci.

Pada babak adu penalti, Gianluigi Donnarumma menjadi bintang bagi Italia. Kiper 22 tahun itu menepis dua dari tiga penalti Inggris yang gagal. Italia pun menang dengan skor 3-2 pada babak adu penalti.


Persahabatan Mancini dan Vialli

Mancini dan Vialli menjadi sosok yang penting bagi Italia. Keduanya punya kolaborasi yang baik. Lebih dari itu, mereka juga punya hubungan emosional yang sangat erat. Mereka bersahabat sejak lama.

Di Euro 2020, Mancini akan selalu mencari Vialli dan memeluknya begitu laga usai. Mereka sudah bersahabat sejak masih aktif sebagai pemain. Mereka pernah satu tim di Sampdoria dan punya koneksi yang bagus di lapangan.

Di final Euro 2020, hubungan mereka mencapai momen puncak emosi. Mancini menangis di pelukan Vialli begitu membawa Italia menjadi juara. Momen itu diakui Mancini sangat penting bagi mereka berdua.

"Persahabatan kami berada di atas segalanya, karena Sampdoria itu melampaui segalanya. Hari ini sebuah lingkaran telah ditutup, tetapi saya harus mengatakan bahwa para pemain kami luar biasa hari ini," ucap Mancini.

I gemelli del gol pic.twitter.com/Xiww7WfdaR


Pemain Luar Biasa

Menurut Mancini, Italia sempat berada dalam momen sulit di final Euro 2020. Mereka kebobolan pada menit ke-2. Ada tekanan yang sangat kuat. Akan tetapi, para pemain mampu bangkit dan memegang kendali permainan.

"Mereka melakukannya dengan baik. Kami langsung kebobolan gol dan kesulitan, tetapi kemudian mendominasi permainan setelah momen itu. Para pemain luar biasa," ucap Mancini.

"Saya tidak tahu harus berkata apa lagi. Ini penting untuk semua orang dan semua penggemar," tegasnya.

Sumber: Football Italia

Tarikan dari yang Tertua untuk yang Termuda

Chiellini Tarik Jersey Saka, Pemain Tertua vs Termuda!

Bola.net 2021-07-12 05:45:00
Ada satu insiden unik yang melibatkan Giorgio Chiellini dan Bukayo Saka dalam duel final Euro 2020. Dua pemain ini beradu fisik secara intens.

Ada satu insiden unik yang melibatkan Giorgio Chiellini dan Bukayo Saka dalam duel final Euro 2020. Dua pemain ini beradu fisik secara intens.

Senin (12/7/2021) dini hari WIB, Italia berhasil menjuarai Euro 2020 usai menaklukkan Inggris di partai final. Skor terkunci 1-1 selama 120 menit, Inggris kalah di babak adu penalti dengan skor 2-3.

Momen duel Chiellini vs Saka ini terjadi di babak tambahan. Foto duel dua pemain ini langsung viral di media sosial karena terlihat jelas bagaimana Chiellini kewalahan dan berusaha menarik jersey Saka.

Terlepas dari kekalahan Inggris, momen Chiellini vs Saka ini menghasilkan salah satu foto terbaik dalam pertandingan. Chiellini sebagai pemain tertua kewalahan menghadapi Saka yang turun sebagai pemain termuda.


Chiellini kapten tertua

36 - At 36 years and 331 days, Giorgio Chiellini becomes the oldest player to start a final at the EURO as captain, overtaking Gianluigi Buffon already with Italy in the final lost to Spain in 2012 (34 years and 154 days). Captain. #EURO2020 #ITA pic.twitter.com/b3NxPzunXV

Mebnurut Opta, Chiellini memasuki pertandingan ini sebagai kapten tertua dalam sejarah final Euro 2020. Dia bermain di usia 36 tahun 331 hari.

Meski sudah tidak lagi muda, permainan Chiellini sangat baik. Dia adalah salah satu faktor ketangguhan lini belakang Italia hingga berhasil mencapai final.

Kepercayaan diri Chiellini juga tampak sangat tinggi. Dia menularkan mentalitas itu pada tim dan membuat Italia semakin tangguh.


Bukayo Saka termuda

19 - Aged 19 years and 309 days, Bukayo Saka is the fourth-youngest player to appear in the finals of the European Championships, after Renato Sanches (2016), Cristiano Ronaldo (2004) and Anatoliy Baidachniy (1972). Super. #ENG #EURO2020

Kontras dengan Chiellini, Bukayo Saka adalah pemain termuda yang pernah mendapatkan kesempatan tampil di final Euro 2020 kali ini.

Jika jangkauannya diperluas, Saka adalah pemain keempat termuda dalam riwayat final. Dia berada di bawah Renato Sanches (2016), Cristiano Ronaldo (2004), dan Anatoliy Baidachniy (1972)

Nah karena itulah duel fisik Chiellini dan Saka kemarin jadi foto menarik. Pemain tertua berebut bola dengan pemain termuda, Euro 2020 sungguh sulit diprediksi.

Sumber: Opta

Rekor Shaw

Istimewa! Luke Shaw Bikin Rekor Usai Jebol Gawang Italia di Final Euro 2020

Bola.net 2021-07-12 05:38:00
Bek Timnas Inggris Luke Shaw mencatatkan rekor istimewa setelah berhasil menjebol gawang Timnas Italia di final Euro 2020, Senin (12/07/2021) dini hari WIB.

Bek Timnas Inggris Luke Shaw mencatatkan rekor istimewa setelah berhasil menjebol gawang Timnas Italia di final Euro 2020, Senin dini hari WIB.

Italia bersua dengan Inggris di Stadion Wembley. The Three Lions membuka jalannya pertandingan dengan sangat apik.

Dalam tempo kurang dari dua menit saja mereka bisa mencetak gol. Adalah Shaw yang berhasil menjebol gawang Gianluigi Donnarumma.

Inggris melancarkan serangan balik dan bola mengarah ke kanan kepada Kieran Trippier. Ia kemudian melepas umpan crossing ke tiang jauh. Di sana Shaw dalam posisi tak terkawal.

Dengan sekali ayunan kaki, ia sukses menendang bola. Gol! Si kulit bundar meluncur mulus tanpa bisa dihalau siapa pun. (opeu/dim)


Rekor Shaw di Euro

Gol ini ternyata menjadi gol yang istimewa bagi Luke Shaw. Gol itu membuatnya mencetak rekor di ajang Euro.

Shaw kini menjadi pencetak gol final tercepat sepanjang masa di pentas Euro. Ia mencatatkan gol tersebut satu menit lewat 57 detik usai kickoff.

1:57 - Luke Shaw's opener was the quickest ever goal scored in the final of the European Championships, as well as his first ever for the England national team. Dream. #ENG #EURO2020 pic.twitter.com/l80WW6f4ZL

"1:57 - Gol pembuka Luke Shaw adalah gol tercepat yang pernah dicetak di final Kejuaraan Eropa, serta gol pertamanya untuk tim nasional Inggris. Mimpi."


Gol Perdana di Timnas Inggris

Gol ini juga memiliki arti istimewa lainnya bagi Luke Shaw. Seperti disebut dalam cuitan Opta tersebut, gol tersebut menjadi gol perdananya bagi Timnas Inggris.

Shaw membela timnas Inggris sejak tahun 2014 silam. Sejauh ini ia telah mencatatkan 16 caps bagi The Three Lions.

Selain itu bagi Luke Shaw, gol itu menjadi gol keempat di sepanjang karir profesionalnya. Tiga gol lainnya ia cetak saat membela Manchester United lawan Leicester City, Derby County, dan Manchester City.

(Opta Joe)

Dua Cerita Berbeda di Final Euro 2020

Main 1 Menit, Medali Juara Didapat

5 Pemain Italia Minim Kontribusi di Euro 2020: Main Satu Menit Dapat Medali Juara!

Bola.net 2021-07-12 11:16:00
Italia menjadi juara Euro 2020 atau Euro 2020. Di balik gelar juara itu, ada pemain dengan menit bermain sangat minim.

Italia menjadi juara Euro 2020. Pada laga final, Italia menang atas Inggris lewat babak adu penalti. Laga final digelar di Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB.

Gianluigi Donnarumma menjadi bintang bagi Italia. Kiper 22 tahun itu mencatatkan tiga laga nirbobol dan dua kali membawa Italia menang di babak adu penalti. Donnarumma pun menjadi Pemain Terbaik Euro 2020.

Donnarumma menjadi satu dari tiga pemain Italia yang selalu masuk starting XI di Euro 2020. Dua pemain lainnya adalah Jorginho dan Leonardo Bonucci. Tiga pemain itu punya kontribusi yang sangat besar bagi Italia.

Ada pemain dengan menit bermain banyak, ada juga pemain dengan menit bermain minim bagi Italia di Euro 2020. Berikut adalah daftar pemain dengan kontribusi minim untuk Gli Azzurri di Euro 2020:


Alex Meret

Di antara 26 pemain yang dibawa Mancini ke Euro 2020, hanya satu pemain yang tidak pernah tampil sama sekali. Pemain tersebut adalah kiper ketiga, Alex Meret.

Meret sejatinya bukan kiper yang buruk. Pria berusia 24 tahun itu adalah kiper utama Napoli, mengalahkan David Ospina. Namun, jadi pilihan di klub tidak menjamin Meret jadi pilihan utama di timnas.

Menit bermain Meret di Euro 2020: 0 menit.


Salvatore Sirigu

Seperti Meret, Sirigu juga bukan pilihan utama di bawah mistar gawang Italia. Namun, kiper berusia 34 tahun itu punya nasib sedikit 'lebih baik' dibanding Meret.

Sirigu hanya sekali bermain di Euro 2020. Dia tampil ketika Italia menang 1-0 atas Wales di fase grup. Sirigu dimainkan pada menit ke-89. Tidak banyak waktu yang didapatnya untuk berada di lapangan.

Menit bermain Sirigu di Euro 2020: 1 menit.


Gaetano Castrovilli

Castrovilli dihadapkan pada situasi sulit di tengah Italia. Sebab, pemain 24 tahun harus bersaing dengan Nicolo Barella dan Matteo Pessina. Menit bermain yang didapatnya pun sangat minim.

Castrovilli hanya tiga kali masuk skuad Italia dan hanya sekali dimainkan. Pemain Fiorentina itu tampil pada laga melawan Wales di fase grup. Castrovili bermain pada menit-menit akhir laga.

Menit bermain Castrovilli di Euro 2020: 3 menit.


Giacomo Raspadori

Raspadori menjadi kejutan saat Mancini mengumumkan skuad Italia di Euro 2020. Sebab, dia tidak masuk dalam skuad sementara. Akan tetapi, performa apik di Euro U-21 membuat Mancini melirik Raspadori.

Raspadori minim kesempatan bermain di Euro 2020. Dia hanya tampil satu laga, yakni saat melawan Wales pada laga 'tidak penting' di fase grup. Pemain 21 tahun tampil sebagai pengganti pada duel itu.

Menit bermain Raspadori di Euro 2020: 16 menit.


Alessandro Florenzi

Florenzi harusnya bisa bermain lebih banyak di Euro 2020. Akan tetapi, Florenzi mengalami cedera pada laga perdana. Hal itulah yang membuat pemain 30 tahun itu tidak banyak bermain.

Pada laga final, Florenzi hanya bermain selama dua menit. Pemain AS Roma itu dimasukkan pada menit ke-118, menggantikan Emerson. Tak banyak kontribusi yang diberikan Florenzi.

Menit bermain Florenzi di Euro 2020: 49 menit.

Sumber: Whoscored

Inggris Memang Pecundang di Adu Penalti

Rekor-rekor Final Euro 2020

Termasuk Rekor Shaw dan Bonucci, Ini Rekor-Rekor yang Terjadi pada Final Euro 2020

Bola.net 2021-07-12 14:39:00
Gelaran Euro 2020 sudah berakhir. Turnamen sepak bola antarnegara paling akbar di Benua Eropa tersebut telah menahbiskan Italia sebagai kampiun.

Gelaran Euro 2020 sudah berakhir. Turnamen sepak bola antarnegara paling akbar di Benua Eropa tersebut telah menahbiskan Italia sebagai kampiun.

Gli Azzurri sukses memastikan gelar juara setelah mengalahkan Inggris melalui drama adu penalti pada partai yang dihelat di Stadion Wembley, Senin dini hari WIB.

Tak hanya memastikan gelar juara bagi Italia, partai puncak Euro 2020 ini juga menghasilkan sejumlah rekor. Ada sejumlah rekor positif. Ada juga beberapa rekor negatif yang tercipta

Siapa saja para pencetak rekor dan rekor apa saja yang dicatatkan pada partai puncak Euro 2020, antara Italia dan Inggris tersebut? Simak artikel selengkapnya di bawah ini. (den/gia)


Italia

Italia sukses menahbiskan diri sebagai kampiun Euro 2020. Ini merupakan gelar kedua yang didapat Gli Azzurri sepanjang sejarah mereka pada turnamen sepak bola antarnegara paling akbar di Eropa tersebut.

Sejauh ini, Italia sudah memenangi enam titel turnamen akbar, empat gelar juara Piala Dunia dan dua titel kampiun Piala Eropa. Hanya Jerman, yang sejauh ini sudah memenangi tujuh gelar juara pada dua turnamen akbar tersebut, yang memiliki rekor lebih baik dari Italia.


Inggris dan Italia

Laga puncak Euro 2020, antara Italia dan Inggris, harus berakhir dengan drama adu penalti. Ini merupakan kali kedua gelar juara Piala Eropa harus ditentukan melalui adu penalti. Adu penalti untuk menentukan gelar juara sebelumnya terjadi pada ajang Euro 1976.


Wembley Stadium

Wembley Stadium menjadi palagan partai puncak euro 2020. Ini merupakan kali ketiga stadion kebanggaan Inggris tersebut menjadi tempat digelarnya partai puncak turnamen akbar, Piala Eropa dan Piala Dunia.

Ketiga partai yang dihelat di Wembley ini harus melalui babak perpanjangan waktu. Namun, baru pada gelaran ini Wembley menjadi saksi laga final dari dua turnamen besar itu harus diakhiri dengan adu penalti.


Inggris

Inggris menjadi tim ketiga secara berturutuan yang harus menelan kekalahan pada partai puncak Piala Eropa ketika bermain di kandang. Sebelumnya, Portugal pada 2004 dan Prancis pada 2016 harus menelan kekalahan kala berlaga di kandang mereka.


Giorgio Chiellini

Chiellini menjadi pemain tertua yang menjadi starter pada laga final Piala Eropa dan menjadi kapten tim. Pemain belakang Italia ini bermain pada Final Euro 2020 kala berusia 36 tahun dan 331 hari.

Rekor sebelumnya dipegang Gianluigi Buffon pada Euro 2012. Waktu itu, kiper Italia ini berusia 34 tahun 154 hari.


Italia

Italia sukses memenangi gelar Piala Eropa kedua mereka setelah memenangi gelar pertama mereka pada ajang ini 53 tahun silam. Jarak 53 tahun tersebut merupakan yang terpanjang di antara tim-tim peserta kompetisi sejauh ini.


Italia

Italia menjadi tim pertama yang memenangi dua kali penalti pada satu edisi Piala Eropa. Mereka juga menjadi tim ketiga yang memenangi dua kali adu penalti pada gelaran Piala Dunia dan Piala Eropa.

Sebelumnya, Kroasia sukses memenangi dua adu penalti pada Piala Dunia 2018. Sementara, Argentina meraih prestasi serupa pada Piala Dunia 1990.


Manchester City

Empat pemain Manchester City yang memperkuat Timnas Inggris pada Euro 2020, Kyle Walker, John Stones, Raheem Sterling, dan Phil Foden, mencatatkan rekor tak menyenangkan. Mereka menelan kekalahan pada final Liga Champions dan Piala Eropa pada tahun yang sama.

Cerita menyedihkan ini sebelumnya dialami juga oleh Michael Ballack pada 2008 dan Antoine Griezmann pada 2016.


Jorginho dan Emerson

Sementara itu, kontras dengan Foden dan kawan-kawan, Jorginho dan Emerson justru meraih kebahagiaan berlipat pada tahun ini. Dua pemain Italia tersebut sukses memenangi Piala Eropa setelah pada awal tahun lalu memenangi Liga Champions bersama Chelsea.


Luke Shaw

Luke Shaw mencetak gol tercepat sepanjang sejarah partai final Piala Eropa. Pemain Inggris ini membobol gawang Italia kala laga baru berlangsung 1 menit 57 detik.

Catatan ini juga menjadikan Shaw sebagai pemain yang mencetak gol tercepat kedua di sejarah dua ajang akbar, Piala Dunia dan Piala Eropa. Pada ajang Piala Dunia, catatan gol tercepat masih dipegang Johan Neeskens. Pemain Belanda itu mencetak gol pada partai puncak Piala Dunia 1974 kala laga masih berlangsung 1 menit 27 detik.


Leonardo Bonucci

Bonucci mencatatkan namanya sebagai pencetak gol tertua pada partai puncak Piala Eropa. Pemain Italia ini berusia 34 tahun dan 71 hari kala membobol gawang Timnas Inggris pada Euro 2020. Ia melampaui catatan Bernd Hlzenbein. Pemain Jerman tersebut berusia 30 tahun dan 103 hari kala mencetak gol pada Final Piala Eropa 1976.


Gareth Southgate

Gareth Southgate menjadi sosok kedua sepanjang sejarah yang menelan kekalahan pada Piala Eropa, baik sebagai pemain atau pelatih, melalui adu penalti. Pada 1996, Southgate dan kawan-kawan harus menelan kekalahan dari jerman pada babak semifinal. Waktu itu, Southgate gagal melaksanakan tugasnya sebagai algojo.

Selain Southgate, ada juga sosok Frank Rijkaard. Sebagai pemain ia gagal pada Semifinal Euro 1992. Sementara, sebagai pelatih, pria asal Belanda ini harus tersingkir pada Semifinal Euro 2000.

Sumber: IFFHS

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)

Sederet Koleksi Gelar Top Skor Ronaldo

Termasuk Euro 2020, Berikut Belasan Gelar Top Skor yang Diraih Cristiano Ronaldo

Bola.net 2021-07-12 19:45:00
Di usia 36 tahun, penyerang asal Portugal tersebut tetap produktif dan menorehkan sejumlah prestasi.

'Belum Habis' itu lah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Cristiano Ronaldo. Di usia 36 tahun, penyerang asal Portugal tersebut tetap produktif dan menorehkan sejumlah prestasi.

Terbaru, Ronaldo berhasil menyabet gelar top skor Euro 2020. Dia menjadi pencetak gol terbanyak pada kejuaraan antar negara di Benua Eropa itu dengan mengemas total 5 gol dan 1 assist.

Gelar top skor tersebut semakin menambah koleksi sepatu emas Cristiano Ronaldo, baik bersama timnas Portugal maupun bersama klubnya. Termasuk Euro 2020, total 19 gelar top skor berhasil diraih CR7.

Ingin tahu gelar top skor apa saja yang berhasil didapatkan Cristiano Ronaldo sepanjang karir profesionalnya. Scroll ke bawah untuk informasi selengkapnya ya Bolaneters


Liga Champions (7 Kali)

Ronaldo menjadi raja gol pada ajang Liga Champions Eropa (UCL). Dia bahkan mampu menjadi top skor kompetisi antar klub paling bergengsi di Eropa itu sebanyak tujuh kali.

Ronaldo meraih gelar top skor pertama UCL bersama Manchester United pada 2007/08. Kala itu, dia mampu mengemas total 8 gol.

Sementara enam gelar top skor lainnya didapatkan bersama Real Madrid berturut-turut sejak Liga Champions edisi 2012/13 sampai 2017/18. Dia mencetak rata-rata di atas 10 gol pada saat itu

Ronaldo juga menjadi pencetak gol terbanyak pada ajang Liga Champions dengan total 134 gol hingga saat ini.


Euro (2 kali)

Sebelum memenangi gelar top skor UEFA 2020, Cristiano Ronaldo juga pernah meraih gelar top skor pada tahun 2002. Dia mencetak 3 gol kala itu.

Namun, saat itu, sepatu emas diberikan kepada Fernando Torres. Sebab, penyerang timnas Spanyol itu mencetak 3 gol dengan menit bermain yang lebih sedikit.


UEFA Nations League

Satu lagi gelar top skor di pentas Eropa yang didapatkan Cristiano Ronaldo adalah pada ajang UEFA Nations League edisi 2018/19. Penyerang Timnas Portugal itu mencetak 3 gol.

Tiga gol tersebut dilesakkan Ronaldo ke gawang Swiss. Di akhir turnamen, Portugal juga keluar sebagai juara pada ajang tersebut.


Piala Dunia Antarklub (2 kali)

Selain di pentas Eropa, Cristiano Ronaldo juga mampu meraih prestasi di level internasional. Dia mampu menyabet gelar top skor pada ajang Piala Dunia Antar Klub sebanyak dua kali.

Gelar tersebut berhasil dia dapatkan secara berturut-turut pada musim 2016/17 dan 2017/18. Kala itu, Ronaldo masih menjadi pemain Real Madrid.


Liga Domestik (5 Kali)

Ronaldo tidak hanya tajam di pentas Eropa dan Dunia, tapi di Liga Domestik, dia juga tampil produktif. Baik saat berseragam Manchester United, Real Madrid maupun Juventus.

Buktinya, dia mampu menyabet gelar top skor Premier League pada musim 2007/08 bersama Manchester United dengan 31 gol. Kemudian di La Liga sebanyak tiga kali pada musim 2010/11, 2013/14 dan 2014/15 bersama Real Madrid.

Terbaru Cristiano Ronaldo berhasil menjadi yang tertajam di Serie A bersama Juventus. Dia mencetak 29 gol pada musim 2020/21.


Piala FA dan Copa Del Rey

Sementara dua gelar top skor lainnya dicetak pada ajang Piala FA dan Copa Del Rey. Piala FA merupakan kompetisi antar divisi di Inggris, begitupun Copa Del Rey atau Piala Raja di Spanyol.

Gelar top skor Piala FA diraih bersama Manchester United pada musim 2004/05 dengan 4 gol. Sementara pencetak gol terbanyak Copa Del Rey diraih pada edisi 2010/11 dengan 7 gol.

(Bola.net/Mustopa El Abdy, Diolah dari Transfermarkt)

Pedri Memang Brilian

Statistik Brilian Ini Jadi Bukti Pedri Layak Sabet Gelar Pemain Muda Terbaik Euro 2020

Bola.net 2021-07-12 16:00:00
Euro 2020 menjadi pentas buat Pedri. Gelandang Timnas Spanyol itu terpilih sebagai pemuda terbaik di pesta akbar sepak bola Eropa tersebut.

Euro 2020 menjadi pentas buat Pedri. Gelandang Timnas Spanyol itu terpilih sebagai pemuda terbaik di pesta akbar sepak bola Eropa tersebut.

Di Euro 2020, perjalanan Spanyol terhenti di babak semi final karena kalah adu penalti dari Italia. Namun, di usia yang baru 18 tahun, Pedri dianggap mampu memberi peranan penting buat permainan skuad Negeri Matador

Tim UEFA Technical Observers pun sepakat memberikan gelar pemain muda terbaik Euro 2020 buat Pedri. Gelar ini menjadi portofolio penting untuk pemain Barcelona itu.

Dengan menyabet gelar pemain muda terbaik Euro 2020, Pedri semakin dikenal. Harganya di pasar transfer pemain pun diprediksi melesat.


Statistik Pedri

Bukan tanpa alasan kuat UEFA memilih Pedri sebagai pemain muda terbaik Euro 2020. Para pengamat teknis tidak sekadar melihat apa yang terjadi di lapangan, tetapi juga angka-angka di balik permainannya.

Dari statistik yang ada, Pedri bermain dalam enam pertandingan Spanyol. Total, menit bermainnya mencapai angka 629.

Tidak ada kartu kuning atau kartu merah yang didapat Pedri. Hal itu memperlihatkan tingkat disiplin yang bagus dari pemain bernomor punggung 26 ini.

Passing accuracy-nya pun terbilang tinggi dengan perbandingan 429/465. Dengan kata lain, 92 persen operannya terbilang akurat.

Dari 429 operan akurat itu terbagi menjadi 47 kali operan panjang, 273 operan menengah, dan 109 operan pendek. Jadi, operan paling banyak yang dilepaskannya adalah umpan pendek.

Kecepatan maksimal Pedri dari enam pertandingan itu yang terekam paling cepat adalah 30,4 kilometer per jam. Ia hanya melakukan pelanggaran tiga kali, dan dilanggar sebanyak 13 kali.


Komentar Anggota Technical Observer UEFA

Fabio Capello salah satu anggota UEFA Technical Observer memuji karakter Pedri. Catatan statistik dan performa langsung di lapangan memperlihatkan potensi besar.

Pedri disebut Fabio Capello yang merupakan mantan pelatih Real Madrid ini sebagai penemuan terbesar di Euro 2020. Namanya bakal awet di peta sepak bola dunia.

"Luis Enrique (pelatih Timnas Spanyol) telah membangun tim yang sangat muda, dengan masa depan cerah. Pedri termasuk penemuan terbesar," tutur Fabio Capello.

"Buat saya Pedri adalah pemain sepak bola yang spektakuler," imbuhnya.

(Bola.net/Fitri Apriani)

Best Starting XI Euro 2020

Starting XI Terbaik Euro 2020: 4-3-3, 6 Pemain Italia, dan Lupakan Ronaldo!

Bola.net 2021-07-13 08:15:00
Starting XI terbaik Euro 2020 atau Euro 2021. Tidak ada Cristiano Ronaldo.

Starting XI terbaik Euro 2020. Italia sebagai juara mendominasi tim terbaik Euro 2020. Lalu, ada dua pemain dari Denmark yang tampil mengejutkan hingga mampu lolos ke babak semifinal.

Italia menjadi juara Euro 2020 usai mengalahkan Inggris pada laga final yang digelar di Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB. Setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal dan tambahan waktu, Italia menang lewat babak adu penalti.

Bagi Italia, ini adalah gelar kedua mereka dalam sejarah Euro. Sedangkan, jika ditambah gelar juara Piala Dunia, maka Italia punya enam trofi mayor.

Sukses Italia tidak lepas dari performa gemilang sejumlah pemain kuncinya. Bahkan, dalam starting XI terbaik Euro 2020 versi Goal International, ada enam pemain Italia yang masuk. Siapa saja mereka? Simak di bawah ini ya Bolaneters.


Kiper: Gianluigi Donnarumma

Donnarumma memang bukan kiper dengan jumlah kebobolan paling sedikit. Sepanjang Euro 2020, ada empat gol yang bersarang di gawang Donnarumma.

Namun, lebih dari itu, Donnarumma adalah pemain yang sangat krusial bagi Italia. Donnarumma dua kali jadi bintang di babak adu penalti, termasuk di final ketika menepis penalti Jadon Sancho dan Bukayo Saka.

Donnarumma pun mendapat gelar Pemain Terbaik Euro 2020 versi UEFA. Donnarumma adalah kiper pertama yang mendapat gelar ini dan dia meraihnya pada usia 22 tahun.


Bek Kanan: Joakim Maehle

Atalanta beruntun membeli Joakim Maehle pada Januari 2021 lalu. Sebab, jika mereka membeli pemain 24 tahun pada awal musim 2021/2022 ini, maka harganya akan naik signifikan usai tampil brilian di Euro 2020.

Joakim Maehle menjadi bagian dari cerita heroik Denmark di Euro 2020. Mantan pemain Genk itu bisa bermain sebagai wingback kanan dan kiri. Maehle mencetak dua gol dan satu assist. Performa yang luar biasa dari Maehle.


Bek Tengah: Leonardo Bonucci

Tidak diragukan lagi Bonucci adalah bek tengah yang brilian di Euro 2020. Performanya sangat solid sejak fase grup, di mana Italia tidak kebobolan satu pun gol.

Laga final menjadi panggung bagi Bonucci. Pemain Juventus itu sangat tenang, bahkan ketika Italia tertinggal sejak menit ke-2. Bonucci kemudian juga mencetak satu gol yang membuat skor imbang 1-1.

Bonucci adalah Star of the Match final Euro 2020.


Bek Tengah: Giorgio Chiellini

Memilih Bonucci tapi meninggalkan Chiellini? Tidak mungkin.

Duet ini sudah terbukti sangat kokoh ketika berada dalam performa terbaiknya. Walau tidak lagi muda, tidak ada yang perlu diragukan dari Chiellini.

Di laga final, Chiellini membuat Harry Kane tidak mencatatkan satu pun shots. Lalu, yang paling krusial, ketika dia melakukan teknik 'kotor' dengan menarik baju Bukayo Saka agar Italia terhindar dari serangan balik di menit akhir. Chiellini pun hanya mendapat kartu kuning dari momen itu.


Bek Kiri: Leonardo Spinazzola

Memang ada Luke Shaw yang tampil bagus di posisi bek kiri. Tapi, jangan lupakan Spinazzola begitu saja karena dia tidak tampil di babak semifinal dan final.

Spinazzola benar-benar menjadi pembeda bagi Italia di Euro 2020 ini. Pemain AS Roma itu tampil sangat impresif dari fase grup hingga perempat final. Lalu, dia mengalami cedera.

Spinazzola dua kali menerima gelar Star of the Match dari UEFA di Euro 2020 ini.


Gelandang: Pierre-Emile Hojbjerg

Denmark memberi kejutan besar di Euro 2020. Sukses mereka melaju ke semifinal tentu saja tidak lepas dari peran Hojbjerg yang sangat vital di lini tengah.

Hojbjerg selama ini dikenal sebagai gelandang bertahan. Tapi, di Euro 2020, Hojbjerg dengan apik mampu mengisi kekosongan di lini tengah Denmark usai ditinggal Christian Eriksen. Hojbjerg punya kontribusi menyerang yang bagus.

Hojbjerg membuat tiga assist, mengkreasi 11 peluang, dan 10 kali melakukan dribel. Hojbjerg juga memenangkan 51 kali penguasaan bola.


Gelandang: Jorginho

2021 menjadi tahun yang indah bagi Jorginho. Sebab, pemain 29 tahun itu resmi menjadi 'Raja Eropa'.

Setelah menjadi juara Liga Champions bersama Chelsea, Jorginho kemudian menjadi juara Euro 2020. Emerson Palmieri juga melakukan hal yang sama. Bedanya, Jorginho menjadi pemain inti pada dua sukses tersebut.

Mungkin, benar apa kata Maurizio Sarri, Jorginho bisa bersaing untuk gelar Ballon d'Or.


Gelandang: Pedri

UEFA memilih Pedri sebagai Pemain Muda Terbaik Euro 2020. Gelar itu cukup untuk menjadi bukti seperti apa kehebatan pemain Barcelona itu.

Belum cukup?

Pedri masih berusia 18 tahun dan selalu masuk starting XI Spanyol di Euro 2020. Menit bermain yang didapatnya mencapai 629. Akurasi umpan Pedri pun sangat baik, 92 persen. Pedri adalah bagian dari masa depan sepak bola Spanyol.


Winger Kanan: Federico Chiesa

Chiesa awalnya hanya menjadi opsi kedua bagi Mancini. Namun, sejak fase gugur, Chiesa tampil sangat mengesankan. Chiesa mampu mencetak dua gol untuk Italia di Euro 2020, ke gawang Spanyol dan Austria.

Chiesa punya segala kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi winger top. Pemain 23 tahun ini sangat cepat, dribel bagus, etos kerja tinggi, kemampuan bermain sebagai tim, serta determinasi yang luar biasa.


Penyerang Tengah: Patrik Schick

Schick berada di level yang sama dengan Cristiano Ronaldo dalam urusan mencetak gol. Schick mampu mencetak lima gol. Namun, karena tidak membuat assist dan menit bermain lebih banyak, Schick tak mendapat gelar top skor.

Schick tampil luar biasa di Euro 2020. Dia membawa Rep. Ceko lolos ke perempat final. Dari lima laga yang dimainkan, Schick hanya gagal mencetak gol ketika bersua Inggris. Schick juga mencetak gol fenomenal pada duel lawan Skotlandia.


Winger Kiri: Raheem Sterling

Sterling mungkin dianggap diving pada duel lawan Denmark. Namun, terlepas dari momen itu, Sterling tampil sangat bagus di Euro 2020 secara keseluruhan.

Sterling menjadi pemain yang tidak tergantikan di timnas Inggris. Sterling bekerja sangat keras dan acap kali menjadi pembeda. Di Euro 2020, Sterling mampu mencetak tiga gol dan satu assist. Performa yang solid dari pemain 26 tahun.


Jangan Lupa Mereka!

Sebelas pemain di atas tampil sangat bagus di Euro 2020 dan layak masuk starting XI terbaik. Akan tetapi, bukan berarti pemain lain tampil buruk. Ada banyak pemain yang juga tampil fenomenal di Euro 2020.

Kyle Walker, John Stones, Harry Maguire, dan Luke Shaw tampil sangat bagus untuk timnas Inggris. Begitu juga dengan Jordan Pickford. Mereka hanya kebobolan dua gol dan tidak ada yang berasal dari open play.

Vladimir Coufal dan Tomas Soucek juga tampil bagus untuk Rep. Ceko dan mampu lolos ke perempat final. Lalu, ada Simon Kjaer yang bukan hanya bagus secara teknis tapi juga menjadi pemimpin bagi timnas Denmark. Rekan Kjaer, Mikkel Damsgaard, juga layak mendapat apresiasi lebih.

Harry Kane, Marco Verratti, Emil Forsberg, dan Karim Benzema juga bermain sangat bagus. Satu lagi, gelar top skor yang diraih oleh Cristiano Ronaldo adalah bukti bahwa dia bukan pemain kaleng-kaleng.

Sumber: Goal International